Khosaisu ghozali Umr' Al Qays alfahish fi mu'allaqatihi: Dirosatun naqd Adab

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fatmawati, Fatmawati (2008) Khosaisu ghozali Umr' Al Qays alfahish fi mu'allaqatihi: Dirosatun naqd Adab. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
A01304041 Fatmawati 2008 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Umr' Al-Qays adalah salah satu penyair Arab jaliliyah yang sangat produktif dalam mengubah syi'ir. Ia pertama kali penyair Arab pada zaman jahiliyah yang membuat syi'ir tentang puing-puing atau ratapan-ratapan terhadap reruntuhan bangunan atau rumah. Kebesaran Umr' Al-Qays di buktikan dengan beberapa karya sastranya di antara syi'ir rnuallaqot (syi'ir yang di gantung di dinding ka'bah). Didalam skripsi ini pcnulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana kehidupan Umr' Al-Qays dan bi'ahnya. Bagaimana pendekatan Umr' Al-Qays dengan wanita cantik.yaitu Unaizah Bagaimana Ghazal Umr' Al-Qays di dalam muallaqotnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode Ekstrinsik yaitu pendekatan studi kritik sastra yang diambil luar selain dari teksnya. Dalam menjelaskannya permaslahan daripada isi skripsi penulis menggunakan metode Induktif dan deduktif untuk mengkaji lebih dalam tentang Ghazal Umr' Al-Qays dalam muallaqotnya. Hasil Analisis yang dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kehidupan Umr' AI-Qays pada masa itu berada dalam lingkungan orang - orang Badui yang suka berpindah - pindah tempat , dengan memprioritaskan kebutuhan air dan rumputan jika kebutuhan ini habis maka ia berpindah ketempat lain. Kedua, sedangkan pendekatan dengan pendekatan Umr' Al-Qays dengan wanita cantik yang bemama Unaizah yaitu wanita yang sangat ia cintai dengan cara apapun akan ia lakukan agar dapat menaklukan hati kekasihnya itu seperti dengan cara menyembunyikan pakaian Unaizah dan kawan - kawannya ketika sedang mandi di sungai dan untuk mendapatkan pakaian mereka dari tangan Umr' Al-Qays, mereka h..rus rela keluar dari sungai tersebut dengan keadaan telanjang. Ketiga, Ghazal di dalam muallaqotnya terhadap Ghazal fahis (fulgar) yang kata - katanya tidak senonoh.