Analisis hukum islam terhadap fenomena tinggal satu rumah suami dan istri yang tertalak bain: studi kasus di Perumahan Guntur Kelurahan Sumber Rejo Balikpapan Tengah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rifqoh, Aulia Nailatur (2025) Analisis hukum islam terhadap fenomena tinggal satu rumah suami dan istri yang tertalak bain: studi kasus di Perumahan Guntur Kelurahan Sumber Rejo Balikpapan Tengah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Aulia Nailatur Rifqoh _ 05040121114 OK.pdf

Download (3MB)
[img] Text
Aulia Nailatur Rifqoh _ 05040121114 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 16 June 2028.

Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini termasuk dalam penelitian hukum empiris dengan jenis penelitian kualitatif yang mengambil data melalui wawancara pihak yang bersangkutan terkait tinggal dalam satu rumah suami dan istri yang tertalak bain kemudian yang dianalisis menggunakan teori hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan fenomena tinggal dalam satu rumah suami dan istri yang tertalak bain dalam praktik di lapangan keluarga Asri dan Malik, Indah dan Jono menurut mazhab Hanafi, Hanbali, Syafi’i dan Maliki, seorang istri yang telah melewati masa idah tidak diperbolehkan tinggal satu rumah dengan mantan suaminya. Meskipun mazhab Syafi’i dan Maliki menegaskan bahwa jika masih dalam masa idah seorang istri berhak mendapatkan tempat tinggal sebagai bagian dari nafkah idah, tetapi menurut aturan yang melarang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tinggal serumah, hal itu tetap tidak diperbolehkan meski dalam masa idah. Menurut ulama, suami istri yang telah tertalak bain dilarang tinggal sekamar, harus memiliki ruang yang cukup dan menghindari interaksi yang bisa menimbulkan fitnah, dalam kasus Indah-Jono dan Asri-Malik meskipun sebagian aturan telah dijalankan, tinggal serumah tetap menimbulkan interaksi seperti tatapan dan pertemuan tidak sengaja bahkan tidur sekamar yang tidak sesuai dengan ketentuan agama. Mengenai hal aurat, dimana para mantan istri masih mengenakan pakaian rumah secara bebas tanpa menutup aurat dengan sempurna meskipun berada di hadapan mantan suami. Dalam Islam, mantan suami bukan lagi mahram, sehingga batasan dalam berpakaian harus dipatuhi. Mayoritas ulama sepakat bahwa aurat perempuan dihadapan laki-laki dewasa yang bukan mahram mencakup seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Oleh karena itu, terkait tinggal dalam satu rumah suami dan istri yang tertalak bain, hendaknya mereka lebih memerhatikan apa yang sudah menjadi ketidakbolehan mereka dalam melaksanakan hal tersebut dan sebaiknya antara suami dan istri yang telah tertalak bain tidak lagi tinggal bersama sesuai dengan ketentuan dalam syariat Islam agar tidak menimbulkan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rifqoh, Aulia Nailaturaulia.rfqh20@gmail.com05040121114
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRiza, A. Kemalkemalespe@yahoo.com2001077502
Subjects: Fikih
Hukum Islam
Keywords: Pernikahan; Perkawinan; Talak; perceraian; Talak bain
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: aulia liaa lia
Date Deposited: 16 Jun 2025 06:40
Last Modified: 16 Jun 2025 06:40
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/81043

Actions (login required)

View Item View Item