This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Zuhhad, Mamduh Najmuz (2025) Tinjauan hukum pidana islam terhadap pertimbangan putusan hakim tentang kejahatan kesusilaan terhadap anak dalam putusan nomor 61/PID.SUS/2023/PN TOB. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel.
![]() |
Text
Najmuz Zuhhad Mamduh_05020321055 OK.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
Najmuz Zuhhad Mamduh_05020321055 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 27 July 2028. Download (2MB) |
Abstract
Pada saat ini, di tengah-tengah kehidupan masyarakat sering kali ditemukan berbagai bentuk perbuatan kejahatan kesusilaan salah satunya tindak pidana persetubuhan yang ada pada putusan No.61/Pid.Sus/2023/PN Tob. Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Pertimbangan Putusan Hakim Tentang Kejahatan Kesusilaan Terhadap Anak Dalam Putusan Nomor 61/Pid.Sus/2023/PN Tob” ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah bagaimana pertimbangan putusan No.61/Pid.Sus/2023/PN Tob tentang tindak pidana persetubuhan terhadap anak dan bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap pertimbangan putusan No.61/Pid.Sus/2023/PN Tob tentang tindak pidana kesusilaan terhadap anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif menggunakan pendekatan kasus dan undang-undang dengan teknik analisis kualitatif yakni analisis naratif dengan pola pikir deduktif. Dalam hal ini dimulai dengan menguraikan masalah-masalah yang bersifat umum secara sistematis tekait putusan hakim pengadilan Tobelo tentang tindak pidana persetubuhan terhadap anak berdasarkan putusan No.61/Pid.Sus /2023/PN Tob, dan kemudian ditarik kesimpulan secara khusus dari tinjauan hukum pidana Islam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam putusan pengadilan negeri Tobelo No. 61/Pid.Sus/2023/PN Tob terdakwa dihukum penjara selama 3 tahun dan dikenai denda sebanyak 50.000.000 berdasarkan dakwaan pada pasal 81 ayat (2) UU perlindungan anak, hukuman yang dijatuhkan berada dibawah batas minimum yang diatur undang-undang karena hakim mempertimbangkan faktor faktor meringankan, salah satunya adalah pernikahan agama antara terdakwa dan anak korban dengan restu kedua keluarga, meskipun melanggar UU perkawinan. Penelitian ini juga menganalisis dari aspek hukum pidana Islam dimana perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan zina sehingga dijatuhi hukuman dera sebanyak 100 kali. Namun pihak wanita yang masih dibawah umur dan melakukan persetubuhan dibawah paksaan, ia tidak dikenai hukuman Haid. Terdapat perbedaan pendapat mengenai pengguguran hukuman Haid pada pernikahan setelah perzinaan. Menurut Abu Yusuf pernikahan dapat membatalkan hukuman Haid, sedangkan mayoritas ulama’ menegaskan bahwa pernikahan tidak menghapuskan dosa perzinaan dan sanksi harus tetap dijalankan. Dengan kesimpulan diatas, Penulis menilai bahwa menurut Hukum Pidana Islam putusan ini sesuai dengan Jarimah Haid dengan hukuman dera sebanyak 100 kali pada pelaku laki-laki sedangkan pelaku perempuan tidak dibebani hukuman. Penulis mengharapkan bagi para penegak hukum terutama hakim alangkah baiknya dalam menjatuhkan hukuman kepada pelaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mewujudkan kepastian hukum. Kemudian untuk keluarga terkhusus orang tua, agar memberikan pengawasan yang lebih kepada anak-anaknya supaya tidak berbuat hal-hal yang menyeret pada pebuatan perzinaan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum > Hukum Pidana Hukum > Hukum Pidana Islam Hukum > Hukum - Perzinaan |
||||||||
Keywords: | Anak; kejahatan kesusilaan | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Pidana Islam | ||||||||
Depositing User: | Najmuz Zuhhad Mam | ||||||||
Date Deposited: | 27 Jul 2025 09:13 | ||||||||
Last Modified: | 27 Jul 2025 09:13 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/81147 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |