Makna tradisi pembacaan Yasin dan Waqi'ah sebagai amalan harian: studi living Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Hasan Gading Probolinggo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Qonita, Kanza Rania (2025) Makna tradisi pembacaan Yasin dan Waqi'ah sebagai amalan harian: studi living Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Hasan Gading Probolinggo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Kanza Rania Qonita_07020321054.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Kanza Rania Qonita_07020321054_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 14 July 2028.

Download (2MB)

Abstract

Praktik pembacaan Al-Qur’an ialah termasuk dalam budaya keagamaan yang berkembang di masyarakat. Masyarakat meyakini bahwa pembacaan Al-Qur’an memiliki manfaat dan tujuan khusus, baik untuk keberkahan, perlindungan, maupun berbagai hajat tertentu. Keyakinan ini mendorong masyarakat untuk menjadikan pembacaan Al-Qur’an sebagai tradisi yang dilakukan dalam momen khusus, secara personal ataupun kolektif. Hal serupa juga diterapkan oleh Pondok Pesantren Miftahul Hasan Gading Probolinggo yang menjadikan pembacaan Ya>si>n dan Wa>qi’ah sebagai amalan harian. Dan fokus penelitian ini mencakup: (1) Bagaimana praktik tradisi pembacaan Ya>si>n dan Wa>qi’ah di Pondok Miftahul Hasan. (2) Apa makna dari tradisi pembacaan Ya>si>n dan Wa>qi’ah di Pondok Miftahul Hasan. Penelitian ini bersifat studi lapangan dengan metode kualitatif dan pendekatan Living Qur’an. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Sedangkan teknik pengumpulan data ialah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan sumber data catatan yang diperoleh dari pengasuh, pengurus, dan santri Pondok Pesantren Miftahul Hasan. Hasil penelitian ini ialah: 1) Praktik pelaksanaan membaca Ya>si>n dan Wa>qi’ah sebagai amalan harian di Pondok Miftahul Hasan dilakukan setelah salat dhuha berjamaah dan setelah istighosah sore. 2) Pemaknaaan dari pembacaan Ya>si>n dan Wa>qi’ah sebagai amalan harian di Pondok Miftahul Hasan tergolong dalam tiga makna, yaitu makna objektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Tradisi ini bermakna objektif sebagai amalan yang diwariskan secara turun temurun. Secara ekpresif tradisi ini dimaknai sebagai bentuk ibadah, sumber ketenangan, sarana memohon hajat dan keberkahan, kelancaran rezeki, dan meningkatkan rasa kebersamaan di antara para santri. Terakhir makna dokumenternya ialah pembacaan Ya>si>n dan Wa>qi’ah ini telah menjadi tradisi dan budaya santri yang umum dikalangan pesantren.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Qonita, Kanza Raniakanzaqiara123@gmail.com07020321054
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorPurwanto, Purwantojalamakna@gmail.com2017047802
Subjects: Adat
Keywords: Tradisi; membaca al-Qur’an; Yasin dan Waqi’ah; living Qur’an
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Kanza Rania Qonita
Date Deposited: 14 Jul 2025 07:20
Last Modified: 14 Jul 2025 07:20
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/82530

Actions (login required)

View Item View Item