Pola penentuan awal bulan kamariah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Qulub, Siti Tatmainul (2025) Pola penentuan awal bulan kamariah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Siti Tatmainul Qulub_01040122021.pdf

Download (4MB)
[img] Text
Siti Tatmainul Qulub_01040122021_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 17 July 2028.

Download (5MB)

Abstract

Penentuan awal bulan kamariah sangat penting untuk ibadah dan kesatuan umat Islam. Meskipun kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) telah disepakati, perbedaan dalam penentuan awal bulan kamariah masih terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola dalam penentuan awal bulan kamariah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di negara-negara MABIMS. Rumusan masalah penelitian mencakup: 1) Bagaimana peran pemerintah dalam penentuan awal bulan kamariah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di negara-negara MABIMS? 2) Bagaimana pemahaman keagamaan dalam penentuan awal bulan kamariah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di negara-negara MABIMS? 3) Bagaimana metodologi penetapan awal bulan dalam kalender hijriah pasca penerapan kriteria baru MABIMS di negara-negara MABIMS? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kritis dengan teori otoritas menurut Max Weber, teori fungsionalisme struktural dari Talcott Parsons dan Robert King Merton, teori sistem dalam maqāṣid al-sharī’ah oleh Jasser Auda, dan teori visibilitas hilal. Penelitian ini menyimpulkan: pertama, peran pemerintah bervariasi, mulai dari otoritas pemerintah absolut (Brunei dan Malaysia), otoritas konsultatif (Indonesia), hingga otoritas keagamaan terpusat (Singapura). Kedua, pemahaman keagamaan meliputi normatif ritualistik (Brunei), normatif fungsional rasionalistik (Singapura), dan normatif rasionalistik-ritualistik (Indonesia dan Malaysia). Ketiga, metodologi penetapan awal bulan mencakup pendekatan dualistik hisab-rukyat (Brunei), kombinasi hisab-rukyat (Indonesia dan Malaysia), dan hisab komprehensif (Singapura). Secara keseluruhan, pola penentuan awal bulan kamariah, terutama dalam penerapan kriteria baru MABIMS di negara-negara MABIMS, belum seragam dan belum optimal. Implikasi teoretik penelitian ini adalah menghasilkan penemuan tipologi baru terkait otoritas dan daya ikat keputusan, pendekatan keagamaan, serta metodologi penentuan awal bulan kamariah di negara-negara MABIMS. Penelitian ini juga mengkritisi teori otoritas Max Weber, memperkaya teori Talcott Parsons dan Robert King Merton melalui pengembangan konsep fungsi AGIL, serta mengimplementasikan teori maqāṣid al-sharī‘ah Jasser Auda dalam konteks penentuan awal bulan kamariah di negara-negara MABIMS.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Qulub, Siti Tatmainulnungky_diamond@yahoo.com01040122021
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHasyim, Muh. Fathonimufah.hasyim@gmail.com2010015601
Thesis advisorSanuri, Sanurisuns_76@yahoo.com021017603
Subjects: Falak
Keywords: Mabims; teori sistem dalam maqāṣid al-sharī’ah; Jasser Auda
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Siti Tatmainul Qulub
Date Deposited: 17 Jul 2025 03:48
Last Modified: 17 Jul 2025 03:48
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/82703

Actions (login required)

View Item View Item