This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nuari, Nabila Putri (2025) Makna Islam kaffah dalam qs. al-baqarah [2]: 208-209: studi komparatif penafsiran Soleh Darat dan Mohammad Emon Hasim. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Nabila Putri Nuari_07020321069 OK.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Nabila Putri Nuari_07020321069 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 18 July 2028. Download (1MB) |
Abstract
Islam kaffah merupakan salah satu isu kontemporer yang saat ini masih menjadi pembicaraan hangat. Topik Islam kāffah memiliki beragam respon dari masyarakat, mulai dari tanggapan yang positif hingga negatif. Tanggapan yang beragam ini, disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dalam memaknai Islam kāffah. Topik Islam kāffah ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an tepatnya pada QS. al-Baqarah [2]: 208-209. Para mufasir memiliki beragam penafsiran sesuai dengan kecenderungan dan ciri khas masing-masing. Menanggapi hal ini, peneliti mengangkat sebuah penelitian perspektif mufasir Nusantara dalam memaknai Islam kāffah, dengan pemilihan kedua tokoh dari daerah yang berbeda. Tokoh yang akan diteliti yakni Soleh Darat dan Mohammad Emon Hasim. Penelitian ini menggunakan metode muqarān dalam menentukan perbandingan dari kedua mufasir. Sumber penelitian ini mengacu pada studi kepustakaan yang bersumber dari data primer yakni Tafsir Fayḍ al-Raḥman dan tafsir Ayat Suci Lenyepaneun. Teknik yang digunakan dalam mengolah data yakni teknik analisis konten dalam mendapatkan makna Islam kāffah dari kedua mufasir. Nantinya penelitian ini akan menjawab dua rumusan masalah yakni, 1) bagaimana pemaknaan Islam kāffah perpsketif Soleh Darat dan Mohammad Emon Hasim 2) bagaimana latar belakang penafsiran yang diutarakan oleh Soleh Darat dan Mohammad Emon Hasim. Hasil penelitian ini menunjukkan Soleh Darat yang memaknai peringatan seorang mukmin untuk masuk Islam secara keseluruhan dengan memfokuskan pemaknaan syariat Allah. Hasim memaknai Islam kāffah sebagai perintah dan larangan seorang mukmin untuk memperhatikan keislamannya dengan tiga prinsip yakni tekad, ucapan dan tingkah laku, serta adanya penyebutan pemahaman ideologi yang berlandaskan Islam. Persamaan terletak pada metodologi yang digunakan yakni taḥlīlī dengan sumber penafsiran bi al-ma’thur dan bi al-ra’yi yang diwarnai corak sosial kemasyarakatan dan fikih. Perbedaan ini terletak pada ciri khas Soleh Darat yang menggunakan penafsiran isy’ari dengan penafsiran yang mengarah pada syariat, sedangkan Hasim menggunakan banyak ilustrasi kontemporer yang penafsirannya berfokus pada penerapan bagi masyarakat di kehidupan sehari-hari. Latar belakang penafsiran oleh Soleh Darat karena Islam mengalami masa suram dan keterbelakangan, sehingga hal ini memicu umat Islam melakukan kegiatan jahiliyah di dalam keraguan hati terhadap agama Islam. Pemikiran Hasim dilatarbelakangi oleh kondisi sosial setelah Perang Dunia I yang fokus pada spiritual agama masing-masing. Dengan demikian, banyaknya pemahaman yang mengusik hati seorang muslim yang ideologinya belum sepenuhnya meyakini agama Islam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Kebudayaan Jawa Tafsir > Tafsir Al Qur'an Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||
Keywords: | Islam kaffah; Mufasir Nusantara; Studi Komparatif | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Nabila Putri Nuari | ||||||||
Date Deposited: | 18 Jul 2025 01:54 | ||||||||
Last Modified: | 18 Jul 2025 01:54 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/82872 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |