This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Awaliyah, Aisyah Nabilah (2025) Larangan stalking dalam Al-Qur'an: studi kontekstualisasi surah Al-Hujurat ayat 12. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Aisyah Nabilah Awaliyah_07040320110 OK.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Aisyah Nabilah Awaliyah_07040320110 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 17 July 2028. Download (1MB) |
Abstract
Stalking merupakan sebuah fenomena sosial yang meresahkan, di mana seseorang melakukan tindakan yang melanggar privasi seseorang yaitu dengan mengikuti dan mengawasi korban untuk menggali informasi korban, baik secara fisik maupun digital secara berulang-ulang, hingga menimbulkan rasa takut, kecemasan, ketidaknyamanan, serta gangguan psikologis pada korban. Meskipun istilah stalking tidak disebutkan secara eksplisit dalam al-Qur'an, terdapat satu term dalam al-Qur'an yang memiliki makna yang sama dengan makna larangan stalking, yaitu larangan tajassus yang dijelaskan dalam surah al-Hujurat ayat 12. Sehingga perlu memahami secara mendalam penafsiran surah al-Hujurat ayat 12 dengan analisis secara kontekstual di masa modern, agar dapat menghasilkan kesimpulan mengenai larangan stalking dalam al-Qur'an yang lebih relevan. Permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran surah al-Hujurat ayat 12 menurut para mufasir? 2) Bagaimana konsep larangan stalking dalam al-Qur'an sebagai kontekstualisasi tafsir surah al-Hujurat ayat 12?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penafsiran surah al-Hujurat ayat 12 menurut para mufasir dan memaparkan konsep larangan stalking dalam al-Qur'an sebagai kontekstualisasi tafsir surah al-Hujurat ayat 12. Adapun jenis penelitian ini adalah model penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analitis yaitu metode yang mengumpulkan dan menganalisis terkait teks-teks al-Qur'an, tafsir, dan literatur pendukung lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan komprehensif dalam al-Qur'an mengenai isu yang diteliti. Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa penafsiran surah al-H{ujura>t ayat 12 bahwa ditafsiri sebagai larangan untuk mencari-cari aib atau kesalahan orang lain. Dalam tafsir klasik, tindakan tajassus dilarang secara mutlak dan seharusnya seseorang hanya menilai berdasarkan apa yang tampak jelas dan nyata saja. Pada tafsir modern tetap menafsirkan tajassus sebagai tindakan yang dilarang, namun terdapat pengecualian dalam kondisi tertentu, jika bertujuan mencegah kerusakan (mudharat) yang lebih besar, seperti pencegahan kejahatan untuk sebuah keadilan atau keamanan, maka tindakan tajassus diperbolehkan. Larangan tajassus dalam al-Qur'an surah al-Hujurat ayat 12, pada dasarnya kontekstualisasinya di masa modern adalah larangan stalking. Larangan ini tidak hanya terbatas pada larangan memata-matai atau pencarian aib seseorang secara langsung, tetapi juga mencakup larangan terhadap bentuk pelanggaran privasi di era digital, seperti mengawasi aktivitas seseorang tanpa izin di media sosial, melacak lokasi, atau mengakses informasi pribadi secara diam-diam yang berdampak negatif pada korban.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Al Qur'an Tafsir > Tafsir Al Qur'an Tafsir |
||||||||
Keywords: | Larangan Stalking; Al-Qur’an; Kontekstualisasi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Aisyah Nabilah Awaliyah | ||||||||
Date Deposited: | 17 Jul 2025 07:03 | ||||||||
Last Modified: | 17 Jul 2025 07:03 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/82877 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |