This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Refin, Fergio Rizkya (2025) Perlindungan hukum bagi korban konflik antar agama berdasarkan pasal 29 UUD 1945. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Fergio Rizkya Refin_05040721066 OK.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
Fergio Rizkya Refin_05040721066 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 26 August 2028. Download (2MB) |
Abstract
Konflik antar agama di Indonesia masih menjadi persoalan serius yang berulang, terutama ketika menyangkut kelompok minoritas agama yang kerap menjadi sasaran intoleransi. Meskipun Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 secara tegas menjamin kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, realitasnya masih ditemukan berbagai pelanggaran yang menunjukkan belum optimalnya perlindungan hukum oleh negara. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merumuskan dua fokus utama, yakni Bagaimana prinsip jaminan kebebasan beragama dalam Pasal 29 UUD 1945 melindungi korban konflik antar agama dan Bagaimana perlindungan hukum bagi korban konflik antar agama berdasarkan Pasal 29 UUD 1945
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Data diperoleh melalui studi pustaka dengan menelaah peraturan perundang-undangan, literatur hukum, serta kasus-kasus konflik agama di Indonesia yang terjadi. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan pola pikir deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasal 29 UUD 1945 belum diterapkan secara optimal dalam melindungi korban konflik antaragama. Banyak kasus yang menunjukkan lemahnya peran negara dalam menjamin hak konstitusional warga, terutama kelompok minoritas. Dalam kasus seperti pembubaran doa Rosario di Cisauk, penolakan pembangunan gereja di Cilegon, dan kekerasan terhadap rumah ibadah di Aceh Singkil, negara justru bersikap pasif atau kompromistis terhadap tekanan dari kelompok mayoritas. Penegakan hukum terhadap pelaku intoleransi masih lemah, bahkan aparat terkadang bersikap diskriminatif dalam menanggapi konflik. Negara cenderung hanya merespons secara reaktif dan belum memiliki pendekatan yang preventif dan edukatif. Selain itu, jaminan konstitusional seringkali tidak tercermin dalam peraturan pelaksana di tingkat daerah, yang justru berpotensi membatasi kebebasan beragama. Ketimpangan perlindungan juga terjadi dalam proses peradilan, di mana korban konflik sering kali tidak memperoleh keadilan yang layak. Fakta ini memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara prinsip jaminan dalam Pasal 29 UUD 1945 dengan kenyataan hukum dan sosial yang dialami masyarakat.
Penelitian ini merekomendasikan penguatan implementasi Pasal 29 UUD 1945 melalui peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, penguatan lembaga perlindungan HAM, serta edukasi publik yang berkelanjutan mengenai nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Negara perlu menjamin pemenuhan hak korban konflik antar agama secara adil, tidak diskriminatif, dan sesuai dengan prinsip keadilan substansial sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi dan hukum internasional.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Agama Hukum Konflik sosial |
||||||||
Keywords: | Korban Konflik Agama; Toleransi beragama | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Publik Islam | ||||||||
Depositing User: | Fergio Rizkya Refin | ||||||||
Date Deposited: | 26 Aug 2025 05:09 | ||||||||
Last Modified: | 26 Aug 2025 05:09 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/83820 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |