Desain Short Course Berbasis Pengembangan Skill Entrepreneurship: studi kasus pelatihan produk di klinik koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (kumkm) provinsi jawa timur

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Budiyono, Agung (2012) Desain Short Course Berbasis Pengembangan Skill Entrepreneurship: studi kasus pelatihan produk di klinik koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (kumkm) provinsi jawa timur. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Agung Budiyono_B04208054.pdf
Download (1MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/9810

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pertama desain short course berbasis pengembangan Skill Entrepreneurship dengan fokus pada short course pelatihan produk di Klinik KUMKM Provinsi Jawa Timur, kedua sistem seleksi peserta short course berbasis pengembangan skill entrepreneurship dengan fokus pada short course pelatihan produk, ketiga tindak lanjut dari pihak klinik terhadap peserta yang telah mengikuti Short Course berbasis pengembangan skill entrepreneurship dengan fokus pada short course pelatihan produk.Obyek dalam penelitian ini adalah Klinik KUMKN Provinsi Jawa Timur. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam riset ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi secara langsung ke Klinik KUMKM Provinsi Jawa Timur.Hasil riset peneliti menunjukkan desain yang digunakan oleh Klinik KUMKM meliputi analisis tema short course, analisis instruktur, analisis produk, penentuan materi, pelaksanaan short course, dan evaluasi. Untuk tata cara pendaftaran peserta yang akan mengikuti short course sama seperti pendaftaran pada umumnya. Akan tetapi karena keterbatasan peserta yang bisa mengikuti maka diadakan seleksi terhadap peserta yang telah mendaftar dan diprioritaskan terutama bagi para peserta yang belum pernah mengikuti short course. Khusus bagi short course yang kekurangan peserta baru ada kebijakan khusus dari pihak klinik untuk mengikutkan peserta yang memilih short course tersebut tetapi pada saat mereka mendaftar kuota peserta sudah penuh. Apabila cara ini juga belum berhasil maka pihak klinik baru akan mempertimbangkan untuk mengikutsertakan peserta yang sudah pernah mengikuti short course tetapi juga mendaftar mengikuti short course yang kekurangan peserta tersebut. Sementara untuk follow up dari pelaksanaan short course ini bagi para peserta adalah dengan penyediaan jasa layanan konsultasi, layanan akses pembiayaan, layanan akses pemasaran, dan layanan advokasi serta pendampingan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada penyusunan desain short course yang digunakan oleh Klinik KUMKM sudah seperti teori pelatihan Raymond A. Noe walaupun tidak sama secara keseluruhan.