MAKNA MAJAZ KATA YAMASS HADIS NOMOR 486 DALAM AL-MU JAM AL-KABIR LI AL-THABARANI

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Islam, Ahmad Saiful (2013) MAKNA MAJAZ KATA YAMASS HADIS NOMOR 486 DALAM AL-MU JAM AL-KABIR LI AL-THABARANI. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (86kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (114kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (135kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (191kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (245kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (32kB) | Preview
[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (22kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana ketentuan menggunakan majaz dalam pemaknaan kata yamass hadis nomor 486 dalam al-Mujam al-Kabir li al-Thabarani, beserta implikasinya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian literer (library research). Jadi, pengumpulan data diperoleh dengan meneliti kitab al-Mujam al-Kabir dan dibantu dengan kitab standar lainnya, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode takhrij, itibar, penelitian sanad, penelitian matan, dan pemaknaan hadis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketentuan-ketentuan menerapkan kaidah majaz dalam memaknai hadis. Di satu sisi ada ulama yang tergolong tasyaddud dalam menerapkannya. Sementara di sisi yang lain, ada juga ulama yang tergolong tasahul. Dengan adanya deskripsi ini, diharapkan pembaca hadis lebih tepat dalam mengaplikasikan teori-teori majaz dalam memahami hadis. Disamping itu, tujuan dari skripsi ini adalah mendeskripsikan pemaknaan kata yamass dengan teori majaz, beserta implikasinya.
Adapun hasil dari penelitian ini pertama, menjelaskan bahwa ketentuan menerapkan teori majaz dalam pemaknaan hadis khususnya kata yamass adalah membedakan makna hakiki dan makna majazi dalam memahami hadis; menghindari penakwilan yang terlalu meluas dalam penerapan makna majaz; dan menolak takwil yang jauh dari makna lafaznya, tidak ada dalil pendukungnya, baik dari ungkapan maupun konteksnya dan bertentangan dengan dalil-dalil yang sudah ada. Kedua, teori majaz berpengaruh pada pemaknaan kata yamass, yaitu larangan berzina secara mutlak baik muhshan atau ghair muhshan dan hadis tersebut sama sekali bukan dalil untuk mengharamkan sentuhan ansich (jabat tangan) antara laki-laki dan perempuan bukan mahram, sehingga baik kehalalan ataupun keharaman jabat tangan tidak mutlak. Dengan kata lain, kehalalan dan keharaman tersebut tergantung pada muncul atau tidaknya syahwat dan fitnah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Islam, Ahmad SaifulUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: UIN Sunan Ampel Surabaya > Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Keywords: Majaz; Yamass; Al-Mujam al-Kabir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Depositing User: Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 21 Nov 2013
Last Modified: 20 Apr 2015 07:44
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/10708

Actions (login required)

View Item View Item