Pendidikan Akhlak dalam Tujuh Kewajiban Suci Sapta Darma di Desa Balongdowo Sidoarjo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muniroh, Mir'atul (2016) Pendidikan Akhlak dalam Tujuh Kewajiban Suci Sapta Darma di Desa Balongdowo Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (906kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (258kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (198kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (222kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (488kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (133kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (571kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (194kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (247kB) | Preview

Abstract

Aliran kebatinan merupakan suatu organisasi yang mengajarkan dan mendidik ketat anggotanya untuk berbudi luhur. Sepertihalnya Sapta Darma, Sapta Darma menyelipkan ajaran budi luhurnya dalam salah satu ajarannya yaitu tujuh kewajiban suci. Tujuh kewajiban suci merupakan pedoman hidup yang berisi tujuh kewajiban dan harus dijalani oleh setiap orang yang menganut Sapta Darma atau lebih dikenal dengan sebutan warga Sapta Darma. Sapta Darma merupakan salah satu aliran kerohanian yang cukup ternama dan banyak dianut oleh masyarakat Indonesia khususnya di kepulauan Jawa, di samping tersebar pula di hampir seluruh pelosok nusantara. Sapta Darma memiliki corak dan ajaran yang menjurus pada pengolahan rohani, sehingga sering disebut dengan Aliran Kerohanian Sapta Darma. Sapta Darma sendiri mempunyai tujuan agara manusia hidup bahagia di dunia dan di alam kekal. Untuk masuk menjadi warga Sapta Darma yang ditekankan adalah perilaku yaitu perilaku tentang ke-Tuhanan, perilaku tentang kemanusiaan, dan perilaku tentang lingkungan. Oleh karena itu, warga Sapta Darma harus bersikap sopan santun, baik dari segi ucapan maupun perilaku. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan kegiatan dari Sapta Darma yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang obyek dan individu tersebut secara holistik (utuh). Dalam penelitian ini menggunakan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa meskipun ada kemiripan antara tujuh kewajiban suci dengan pendidikan akhlak, maka tetap tidak dianggap relevan jika tidak sesuai dan memenuhi apa yang telah tertuang dalam dasar dan prinsip keIslaman (Al-Qur’an dan Al-Hadits). Karena Nabi Muhammad SAW telah bersabda: “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR. Imam Malik).

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Muniroh, Mir'atulmirarhara532@yahoo.comD01212033
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMasud, Alialimasud.kholqillah@gmail.com2023016301
Subjects: Pendidikan > Pendidikan - Karakter
Keywords: Pendidikan Akhlak; Tujuh Kewajiban Suci; Sapta Darma
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Muniroh Mir'atul
Date Deposited: 18 Mar 2019 06:44
Last Modified: 16 Dec 2019 08:30
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/12440

Actions (login required)

View Item View Item