Tafsir kalimat tauhid dalam Al Quran: studi Tafsir Mafatih Al Ghaib karya Fakhruddin Al Razi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Purnomo, Didik (2016) Tafsir kalimat tauhid dalam Al Quran: studi Tafsir Mafatih Al Ghaib karya Fakhruddin Al Razi. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (10MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (381kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (439kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (225kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (407kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (442kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (878kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (658kB) | Preview

Abstract

Tesis ini berusaha mendeskripsikan langkah-langkah Fakhruddin al-Razi menafsirkan ayat-ayat Tauhid dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib, yang difokuskan pada kajian kalimat tauhid dalam tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razi. Imam al-Razi adalah ulama tafsir yang memiliki aneka ragam keahlian, diantaranya ilmu bahasa, ilmu sain, ilmu filsafat, ilmu tafsir dan ilmu Tauhid. Beragam kitab dan tulisan-tulisan yang membicarakan imam al-Razi dari sisi keahliannya, sehingga ranah keilmuan kajian semakin tergeliat untuk diteruskan kajian-kajian dari sisi yang berbeda. Tesis ini berusaha menyentuh ranah keahlian yang dimiliki oleh imam al-Razi dari sis kehlian Tauhidnya. Maka salah satu cara untuk dapat mengetahui beliau mendiskripsikan ayat-ayat tauhid dalam tafsirnya itu menjadi kajian pada kesempatan kali ini. Sehingga harapan selanjutnya dapat diketahui dengan nyata nuansa aliran tauhid yang digunakan oleh imam al-Razi pada tafsirnya. Dalam menjelaskan kalimat LaIlaha Illa Huwa dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 163, Imam al-Razi mencoba mengilustrasikan, ketika kita berkata “ tidak ada orang di rumah” berarti kita meniadakan esensinya. Ketika esensinya tidak ada, maka semua bagiannya juga tidak ada. Seandainya salah satu bagianya ada, berarti esensinya ada. Sebab setiap bagiannya mencakup esensi tersebut. Jika esensinya ada, itu bertentangan dengan peniadaaan esensi. Jadi ungkapan, “Tidak ada orang dirumah” berarti peniadaan secara total. Atau pengesaan secara total. Yaitu Tiada Tuhan selain Allah swt memberikan makna pengesaan secara total. Menurut Imam al-Razi, lafadz Illa disini diasumsikan bermakna Ghair (selain). Alasanya, kalau lafadz Illa diartikan sebagai pengecualian, maka kalimat La Ilaha Illallah tidak murni sebagai kalimat Tauhid. Sebab, asumsi kalimat tersebut menjadi La Ilaha yustathna ‘anhum Allah, Tiada tuhan terkecuali dari mereka (tuhan-tuhan itu) Allah, artinya semua tuhan dinafikan, sementara Allah swt sebagai pengecualian. Jadi kalau lafadz Illa diartikan sebagai pengecualian, maka ungkapan LaIlaha Illallah bukan tauhid yang murni. Karena para ulama sepakat bahwa kalimat tersebut berisi tauhid murni. Maka menurut Imam al-Razi lafadz Illa harus diartikan dengan Ghair (selain). Dan masih banyak lagi beberapa penafsiran kalimat tauhid yang dilakukan oleh imam al-Razi dengan langkah-langkah yang hampir menyerupai dilkukan beberapa ulama Sunni.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Purnomo, Didikdidikpurnomo@gmail.comF05212080
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRowi, M. RoemUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Aqaid dan Ilmu Kalam
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Tafsir; kalimat tauhid
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Purnomo Didik
Date Deposited: 23 Nov 2016 02:57
Last Modified: 16 Oct 2024 01:03
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/14301

Actions (login required)

View Item View Item