KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARIA DI RUNGKUT SURABAYA

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ningsih, Tri Rahayu (2017) KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARIA DI RUNGKUT SURABAYA. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (851kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (189kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (256kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (410kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (437kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (582kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (329kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (192kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (204kB) | Preview

Abstract

Permasalahan yang sering dialami oleh waria adalah masih banyaknya masyarakat yang mempunyai pandangan negatif terhadap waria. Sikap penolakan masyarakat inilah yang kadang membuat para waria mengalami kesulitan dalam melakukan sosialisasi di lingkungan masyarakat baik berkomunikasi dengan sesama wariapun juga menjadi suatu hal yang perlu diteliti. Adapun dua rumusan masalah, (1) Bagaimana komunikasi verbal dan non verbal waria dalam komunikasi interpersonal di Rungkut Surabaya?, (2) Apa hambatan proses komunikasi interpersonal waria di Rungkut Surabaya?. Penelitian ini menggunakan pendekatan interaksi simbolik dan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi berpartisipasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa komunikasi interpersonal waria dengan sesama menggunakan bahasa campuran, bahasa indonesia dan bahasa waria. Sedangkan ketika berkomunikasi dengan masyarakat, seorang waria akan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, dan tidak menuntut kemungkinan juga menggunakan bahasa waria jika mereka (nonwaria) memahami. Komunikasi non verbal yang digunakan waria ketika berkomunikasi interpersonal dengan sesama waria dan masyarakat diantaranya: 1) Berjabat tangan dan cium pipi kanan kiri, 2) Kedekatan hubungan, 3) Paralanguage ketika seorang waria menyampaikan komunikasi verbal seperti intonasi tinggi rendahnya suara, kecepatan pengucapannya. Pencapaian dan kepemilikan sesuatu seorang waria juga termasuk dalam komunikasi non verbal. 4) Body languange waria yang kemayu dan genit. 5) Sentuhan seperti mengelus-elus, ciuman dilakukan seorang waria ketika berkomunikasi interperosonal dengan pasangannya maupun pelanggan Booking online. 6) Uang atau pemberian hadiah untuk seorang laki-laki (pasangan waria) untuk menjalain hubungan selalu dengan waria. 7) Status waria dalam masyarakat seperti banci sebagai sampah masyarakat, atau waria yang sudah menjalankan haji dan umroh. Adapun Hambatan dalam komunikasina yaitu Perbedaan watak dari waria dan masyarakat; Perilaku buruk yang ditunjukkan waria; Berbedaan bahasa; Prasangka buruk dari seorang waria ataupun masyarakat dan persepsi yang salah; Lokasi tempat tinggal seorang waria. Rekomendasi untuk jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) dan Psikologi untuk menyelesaikan masalah waria yang memiliki gejala psikologi up normal (gangguan gender) agar waria dapat menyadari kodrat yang sesungguhnya yaitu laki-laki.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ningsih, Tri Rahayun.trirahayu0202@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Waria
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Ilmu Komunikasi
Depositing User: Ningsih Tri Rahayu
Date Deposited: 20 Feb 2017 06:37
Last Modified: 20 Feb 2017 06:37
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/15320

Actions (login required)

View Item View Item