Pola pembelajaran menurut teori Konstruktivisme dan ilmu pendidikan Islam: study komparatif pola pembelajaran menurut Vygotsky dan pola pembelajaran menurut Al Ghazali

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rofik, Mas (2010) Pola pembelajaran menurut teori Konstruktivisme dan ilmu pendidikan Islam: study komparatif pola pembelajaran menurut Vygotsky dan pola pembelajaran menurut Al Ghazali. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Mas Rofik_D01206190.pdf

Download (3MB)

Abstract

Di era modern tantangan pendidikan sangatlah berat, disatu sisi pendidikan harus menyiapkan generasi yang mampu berkopetisi dalam dunia pekerjaan dan disisi lain pendidikan bertugas mengawal moral generasi bangsa. Dasar ini menjadikan pendidikan untuk selalu berubah mencari konsep tentang pola pembelajaran yang ideal. Selama ini pola pembelajaran yang ada dianggap hanya berorientasi pada satu aspek saja. Pola yang ditawarkan teori dari ahli pendidikan Barat kebanyakan mengarah hanya pada aspek kognitif dan psikomotorik, sedangkan pola yang ditawarkan dari ahli pendidikan Timur hanya berorientasi pada aspek afektif. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sejak tahun 2007 memberlakukan KTSP yang berlandaskan teori konstruktivistik (salah satu tokohnya adalah Vygotsky) sebagai kurikulum yang berlaku di sekolah seluruh Indonesia, tidak terkecuali pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan disisi lain dunia pendidikan Islam memiliki ahli pendidikan sendiri yang lebih mengetahui tentang seluk beluk pendidikan Islam, salah satunya adalah Imam A1-Ghazali. Penelitian ini dimaksudkan membandingkan pola pembelajaran keduanya untuk mencari pola yang ideal. Hasil dari penelitian memberikan gambaran bahwa pola pembelajaran konstruktivistik dapat digunakan dalam pembelajaran Agama Islam dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, bahan pelajaran Agama Islam tidak semuanya bersifat temporal yang bisa diubah sesuai dengan perubaharu zaman. Karena Islam adalah suatu agama maka ada bahan- bahan atau pengetahuan tertentu yang bersifat transeden dan absolute, dimanapun dan kapanpun hal tersebut tidak boleh dirubah, sehingga guru harus mampu mengetahui mana bahan yang temporal dan mana yang absolute. Kedua, konstruktivisme yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berekspresi hendaknya tidak dimaknai kebebasan yang sebebas-bebasnya, akan tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Sebelumnya harus ditanamkan mana hak guru dan hak siswa dan mana kewajiban guru dan kewajiban siswa, dimana satu sum lain hams saling menghonnati hak dan kewajiban masing- masing. Ketiga, tentang anggapan pengetahuan yang bersifat temporal dan hasil konstruksi adalah subjektif sebagaimana yang di kemukakan oleh konstruktivistik radikal. Maka hasil pembelajaran Agama Islam yang diperoleh dari basil konstruksi pribadi jangan dianggap yang paling benar sehingga menyalahkan hasil dari konstrulcsi orang lain, istilah lain dalam Islam saling mengkafirkan, karena yang denaikian adalah sifat egois. Padahal sebagai manusia selain menjadi makhluk individu kita juga sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah masyarakat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rofik, MasUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Metode Pembelajaran
Pendidikan Islam > Pendidikan Islam - Biografi
Pendidikan > Pembelajaran
Keywords: Konstruktivisme; Vygotsky; Al Ghazali
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Mr. Supriyatno Hary
Date Deposited: 09 Jul 2019 02:24
Last Modified: 09 Jul 2019 02:24
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/32485

Actions (login required)

View Item View Item