ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI SAMBULGANA DALAM PERKAWINAN ADAT SUKU KAILI : STUDI KASUS DI KAMPUNG BARU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Assagaf, N Muh Fauhan (2015) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI SAMBULGANA DALAM PERKAWINAN ADAT SUKU KAILI : STUDI KASUS DI KAMPUNG BARU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (957kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (129kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (291kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (525kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (484kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (279kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (430kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (147kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (149kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini merupakan penelitian yang dilakukan di Kampung Baru Kecamatan Palu Barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Penenelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan: 1. Bagaimana deskripsi tradisi sambulgana dalam perkawinan adat suku Kaili di Kampung Baru?. 2. Bagaimana analisis Hukum Islam terhadap ketentuan tradisi sambulgana tersebut?
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research) yang menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang hanya memuat pertanyaan-pertanyaan pokok permasalahan yang ditanyakan pada tokoh adat, tokoh agama, masyarakat yang melakukan tradisi tersebut, serta aparatur di Kampung Baru. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pola pikir induktif deduktif dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: tradisi sambulgana telah dilakukan oleh masyarakat suku Kaili secara turun temurun dan masih terus dipraktekkan hingga sekarang. Bentuk sambulgana tediri dari uang, barang/benda atau hewan tertentu berdasarkan permintaan pihak perempuan. Pada awalnya tujuan sambulgana adalah untuk meringankan biaya upacara pernikahan dari pihak perempuan, namun seiring berjalannya waktu sambulgana juga mengalami perkembangan dan membawa dampak yang kurang baik. Seseorang yang menikah dengan nominal sambulgana yang tinggi akan meningkatkan prestise orang tuanya di mata masyarakat dan sambulgana juga merupakan cara untuk menolak perkawinan.
Semua ketentuan tradisi sambulgana ada yang sesuai dengan hukum Islam dan ada yang tidak sesuai. Sambulgana yang tidak sesuai misalnya Sambulgana juga dijadikan alat untuk menghalangi perkawinan pasangan yang saling mencintai dengan meminta nominal yang sangat tinggi kepada pihak laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka sudah selayaknya bagi masyarakat di Kampung Baru untuk melakukan tradisi sambulgana tersebut dengan memilah ketentuan yang sesuai atau berseberangan dengan hukum Islam. Keterlibatan para tokoh-tokoh yang berpengaruh di desa sangat berperan dalam menjelaskan ketentuan peminangan dan adat yang berlaku dalam hukum Islam terhadap masyarakat Suku Kaili di daerah tersebut

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Makinuddin
Creators:
CreatorsEmailNIM
Assagaf, N Muh FauhanUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Perkawinan
Keywords: Tradisi; Perkawinan Adat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Editor : Rini Wahyuningsih------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 19 Jan 2016 08:20
Last Modified: 19 Jan 2016 08:20
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3628

Actions (login required)

View Item View Item