Tinjauan Fiqh Siyasah terhadap penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden RI yang mendapat Gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri Bi Assyaukah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bella Ayu, Chikita (2016) Tinjauan Fiqh Siyasah terhadap penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden RI yang mendapat Gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri Bi Assyaukah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (700kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (109kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (117kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (260kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (503kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (453kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (332kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (201kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (322kB) | Preview

Abstract

Skripsi dengan judul Analisis Tinjauan fiqh Siyasah terhadap penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang mendapat gelar Waliyyul Amri ad-dharuri bi as-Syaukah untuk menjawab pertanyaan mengapa NU memberi gelar Waliyyul Amri Adh-Dharuri bi Al-Syaukah kepada Ir. Soekarno dan bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap penetapan Ir. Soekarno yang mendapatkan gelar Waliyyul amri ad-dharuri bi As-Syaukah.
Skripsi ini merupakan studi dokumentasi dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif dimana penulis akan mendeskripsikan kebenaran mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peritiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. Sehingga dari metode deduktif ini didapatkan fakta – fakta secara nyata dan apa adanya sesuai dengan obyek kajian dalam penelitian untuk memperoleh data yang sedetail mungkin dengan memaparkan data yang diperoleh secara umum untuk ditarik kesimpulan secara khusus.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Proses pengangkatan Presiden Soekarno sebagai Waliyyul Amri Ad-Dharuri bi Al-Syaukah oleh NU dalam Konferensi Alim Ulama pertama pada tanggal 12-13 Mei 1952 di Tugu, Konferensi kedua dilakukan Menteri Agama dengan para Alim Ulama pada tanggal 4-5 Mei 1953 di Bogor dan dipertegas kembali pada tanggal 3-6 Maret 1954 di Cipanas, Bogor konferensi ketiga tentang kebijakan Menteri Agama tentang Tauliyah wali hakim bagi wanita yang tidak memiliki wali nikah untuk daerah-daerah diluar pulau Jawa dan Madura pada tahun 1952 yang menghasilkan NU memberikan gelar kepada Presiden Soekarno sebagai Waliyyul Amri Ad-Dharuri bi As-Syaukah untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan nasional antara Kartosuwiryo sebagai gerakan DI/TII dan menghapus lembaga Ninik Mamak pada saat pemerintahan Belanda dan yang paling mendasar dari diangkat Ir. Soekarno adalah untuk menghapus adanya semua dualisme landasan dalam kehidupan bangsa Indonesia karena akan senantiasa menjadi sebuah polemik, apabila tidak diupayakan atas persoalan tersebut.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka Pengangkatan beliau lebih didasarkan karena kekuatan beliau (syaukah), bukan atas kualitas keagamaannya, sikap ini bertujuan agar kepresidenannya tidak saja kokoh secara konstitusional tetapi juga kokoh secara spiritual keagamaan, sehingga umat Islam taat kepadanya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Bella Ayu, Chikita-C03211036
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRojak, Jeje Abduljejerozaq@yahoo.com2015106401
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Siyasah Jinayah
Depositing User: Bella Salilula
Date Deposited: 24 Mar 2016 06:38
Last Modified: 07 Nov 2019 06:24
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/4963

Actions (login required)

View Item View Item