TEOLOGI PEMAHAT PATUNG : PEMAHAMAN TEOLOGI PEMAHAT PATUNG TENTANG KE-ESA-AN ALLAH DI DUSUN JATISUMBER, DESA WATESUMPAK, KECAMATAN TROWULAN

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Soidah, Khafidhotus (2014) TEOLOGI PEMAHAT PATUNG : PEMAHAMAN TEOLOGI PEMAHAT PATUNG TENTANG KE-ESA-AN ALLAH DI DUSUN JATISUMBER, DESA WATESUMPAK, KECAMATAN TROWULAN. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (38kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar isi.pdf

Download (37kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (130kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (496kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (260kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (77kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (33kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar pustaka.pdf

Download (39kB) | Preview

Abstract

Teologi Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas mengenai kepercayaan manusia terhadap Tuhannya dengan bukti-bukti yang logis. Pembahasan teologi Islam mencakup iman dan kufur, qadar, serta tauhid. Menurut Ibnu Khaldun, tauhid merupakan ilmu yang membahas mengenai alasan-alasan mempertahankan kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran untuk mematahkan pihak-pihak yang menyelewengkan agama. Salah satunya ialah dalam bidang kesenian, misalnya seni patung. Yang masih menjadi perdebatan yang tidak kunjung usai dalam kalangan umat Islam.
Penolakan demi penolakan datang satu persatu di kalangan pemahat patung di Dusun Jatisumber yang merupakan salah satu daerah di Desa Watesumpak. Penolakan terus berdatangan dari berbagai kalangan, namun hal tersebut tidak membuatnya takut, justru mereka semakin kuat untuk membuktikan bahwa mereka mempunyai jiwa seni dan rasa solidaritas budaya yang kuat, meskipun berbeda agama, mereka tetap bersikap netral. Dalam lingkungan keluarga, mereka bertindak sebagai pemimpin keluarga dan sebagai umat Islam yang taat. Sedangkan di lingkungan kerja, mereka bersikap netral, selayaknya tidak ada perselisihan antar umat beragama (Islam-Hindhu). Karena mereka yakin, bahwa setiap profesi akan mempunyai resiko yang berbeda-beda.
Salah satu penolakan yang datang secara menerus dalam kehidupan mereka, yaitu penolakan atas profesi mereka. Dikarenakan profesi mereka bertentangan dalam wilayah tauhid, yaitu membuat patung Hindhu-Budha (patung Dewa-Dewi). Dimana, sebagian dari patung yang mereka buat itu digunakan sebagai sesembahan bagi agama lain, dan sebagian yang lain mereka gunakan sebagai hiasan taman. Dapat dikatakan, bahwa mereka memberikan peluang untuk mereka terus berbuat kemusyrikan. Namun hal tersebut mereka tolak dengan tegas, bahwa mereka menjual patung tersebut sebagai hasil karya, bukan sebagai sesembahan agama lain. Apabila pembeli tersebut menggunakan hasil karya mereka sebagai sesembahan, maka hal tersebut bukan lagi wilayah mereka, karena itu sudah menjadi hak pembeli bukan hak mereka sebagai penjual.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Muhammad Achyar
Creators:
CreatorsEmailNIM
Soidah, KhafidhotusUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Aqidah
Aqidah
Wajib Belajar > Aqidah

Filsafat
Teologi
Keywords: Teologi; Pemahat; Patung; Hindhu-Budha; Dewa-Dewi
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 10 Feb 2015 07:21
Last Modified: 10 Feb 2015 07:21
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/543

Actions (login required)

View Item View Item