AL-RAMUZ WA MA'ANIHA FI QASIDAH AL-BURDAH LI AL-IMAM AL-BUSHIRI : DIRASAH SEMIUTIKIYAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kholifatussolikhah, Siti (2016) AL-RAMUZ WA MA'ANIHA FI QASIDAH AL-BURDAH LI AL-IMAM AL-BUSHIRI : DIRASAH SEMIUTIKIYAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
cover.pdf

Download (400kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (910kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (8MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (907kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

manusia. Manusia dikelilingi oleh tanda, diatur oleh tanda, ditentukan oleh tanda bahkan dipengaruhi oleh tanda. Begitupun didalam Qasidah burdah yang terdapat tanda dan maknanya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui bentuk tanda dalam Qasidah burdah. (2) mengetahui makna dalam Qasidah burdah .
Penelitian ini menggunakan teori Ferdinand De Saussure yang berbunyi X=Y, penanda = petanda. Kedua unsur ini saling tergantung satu sama lain. Meskipun penanda dan petanda dapat dibedakan, tetapi pada praktiknya tidak dapat dipisahkan. Tiada penanda tanpa petanda, dan juga sebaliknya tiada petanda tanpa penanda. Kedua unsur inilah yang kemudian menghasilkan suatu tanda.
Penanda (signifier) atau bisa kita sebut yang mengartikan yaitu aspek material tanda yang bersifat sensoris, didalam bahasa lisan mengambil wujud sebagai citra bunyi atau citra akustik yang berkaitan dengan sebuah konsep (petanda). Substansi penanda bersifat material, entah berupa bunyi-bunyi, objek-objek, imaji-imaji dan sebagainya.
Sementara petanda (signified) atau bisa kita sebut yang diartikan yaitu aspek mental dari tanda-tanda, yang biasa disebut juga sebagai “konsep”, yakni konsep-konsep ideasional yang berada di dalam benak penutur. Didalam petanda juga akan menghasilkan suatu makna. Jadi, suatu makna akan diperoleh dari unsur tanda yakni petanda.
Qasidah ini ditulis oleh Al-Barudi ditengah ujiannya di jazirah Sailan. Ia memuji Rasulullah SAW untuk menyatukan antara pujian, kesabaran dan kelupaan untuk dapat keluar dari ujian. Sya’ir-syair Al-Busyiri cenderung menjernihkan permasalahan-permasalahan politik, mengondisikan tariqat dan menumpahkannya pada ketajaman ruh, kesucian hati kekhusyu’an yang dalam, serta meninggalkan kehidupan duniawi. Al-Busyiri adalah seorang sufi yang termasuk Waliyullah. ia menyempurnakan ungkapan kesufian, kemuliaannya, cahayanya, dan kekhusyu’annya yang tenang ketika nafasnya masih terhembus, dan menjadikan tariqat yang bersenandung.
Penulis menemukan 39 tanda dan makna dalam Qasudah burdah, diantaranya yaitu yang terdapat dalam bait pertama.
Apakah karena mengingat kekasih di Dzi Salam
Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah.
Adapun penandanya yaitu air mata, dan petandanya yaitu darah. Sedangkan maknanya “biasanya yang menentes dipipi adalah air mata bukan darah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Kholifatussolikhah, SitiUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Kesusastraan > Sastra Arab
Keywords: Sastra arab
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab
Depositing User: SITI KHOLIFATUSOLIKHAH
Date Deposited: 23 May 2016 01:44
Last Modified: 23 May 2016 01:44
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/5741

Actions (login required)

View Item View Item