KONSEP NASAKH DAN MANSUKH DALAM PERSPEKTIF AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI DAN MAHMOUD TAHA

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wildan, Labibul (2016) KONSEP NASAKH DAN MANSUKH DALAM PERSPEKTIF AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI DAN MAHMOUD TAHA. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (407kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (416kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (496kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (709kB) | Preview
[img] Text
Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (533kB)
[img] Text
Bab 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (511kB)
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (422kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (423kB) | Preview

Abstract

Problematika yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Pandangan Mahmoud Taha dan al-Maraghi tentang konsep Nasakh mansukh; (2) Bagimana Persamaan dan Perbedaan Pandangan antara Mahmoud Taha dan al-Maraghi tentang konsep Nasakh mansukh. Penelitian ini dimaksudkan untuk: pertama, untuk mengetahui bagaimana Pandangan Mahmoud Taha dan al-Maraghi tentang konsep Nasakh mansukh, kedua, untuk mengetahui bagimana Persamaan dan Perbedaan Pandangan antara Mahmoud Taha dan al-Maraghi tentang konsep Nasakh mansukh.
Hasil penelitian mengungkap bahwa dalam pandangan al-Maraghi, nasakh menurut pengertian syara’ ialah habisnya masa berlaku suatu hukum ayat yang dibaca. Hikmah yang terkandung di dalam nasakh adalah karena hukum-hukum syari’at itu ditetapkan bcrdasarkan maslahat manusia. Sehingga, jika terdapat suatu hukum yang telah ditetapkan syari’at pada suatu waktu, berarti hukum tersebut sangat dibutuhkan. Sedangkan nasakh dalam pandangan Mahmoud Taha berangkat dari sebuah argumen bahwa ayat al-Qur’an memiliki dua periode. Pertama, periode Makkah yang disebutnya sebagai al-risalat al-thaniyah dan kedua, periode Madinah yang disebutnya al-risalat al-ula. Berdasarkan hal tersebut, Taha berasumsi bahwa pemahaman tentang al-Qur’an bersifat evolutif. Evolusi penafsiran di zaman modern adalah dalam bentuk evolusi dari ayat Madaniyah ke ayat Makkiyah, dengan cara mengamalkan ayat-ayat Makkiyah dan me-nasakh ayat-ayat Madaniyah.
Konsep yang nasakh mansukh dalam pandangan al-Maraghi dan Taha memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan yang jelas kedua konsep teori tersebut adalah ayat yang digunakan sebagai landasan teori. Sedangkan perbedaan dari konsep nasakh mansukh al-Maraghi dan Taha terletak pada penafsirannya terhadap ayat diatas. Menurut al-Maraghi nasakh ialah habisnya masa berlaku suatu hukum ayat yang dibaca. Berbeda dengan Taha yang menganggap bahwa nasakh bukanlah penghapusan total dan permanen melainkan penghapusan untuk sementara, menunggu saat yang tepat untuk dilaksanakan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Wildan, LabibulUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: jamal kafi
Date Deposited: 14 Apr 2016 06:57
Last Modified: 14 Apr 2016 06:57
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/5781

Actions (login required)

View Item View Item