Diglosia dan eksklusivitas identitas pada komunitas Hindu di Desa Bongso, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik: kajian sosiolinguistik Fishman dan Fasold

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Tawakal, Choirunnisa Salwa (2023) Diglosia dan eksklusivitas identitas pada komunitas Hindu di Desa Bongso, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik: kajian sosiolinguistik Fishman dan Fasold. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Choirunnisa Salwa Tawakal_03010420004.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Choirunnisa Salwa Tawakal_03010420004_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 8 January 2027.

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji diglosia pada bahasa Madura, Jawa, dan Sansekerta dalam masyarakat desa Hindu Bongso. Komunitas tutur yang mayoritas beragama Hindu ini hidup dengan tiga kultur yaitu Jamali (Jawa, Madura, Bali). Bahasa Jawa yang didapatkan sebab mereka hidup ditengah-tengah lingkungan Jawa, serta Madura karena asal-usul masyarakat Bongso ialah suku asli Madura, dan Sansekerta karena adanya faktor keagamaan. Menilik tiga kultur tersebut, pemakaian bahasa juga mengikuti, namun bahasa Madura di sini hanya dituturkan untuk kosakata dan mantra keagamaan saja. Oleh sebab itu, peneliti akan mengambil titik fokus pengkajian ini pada (1) Bagaimana peletakan fungsional kebahasaan di desa Bongso pada komunitas Hindu sehingga dapat dikatakan sebagai masyarakat diglosik, (2) Bagaimana konstruksi diglosia bahasa Madura, Sansekerta, dan Jawa pada komunitas Hindu di desa Bongso? Peneliti menggunakan teori diglosia ala Ferguson sebagai gerbang pembuka untuk menjawab rumusan masalah, lalu peneliti akan menggunakan teori diglosia Fishman dan Fasold untuk menjabarkan lebih dalam dan rinci. Teori ini mengilhami bahwa jika terdapat beberapa bahasa dalam komunitas tutur pasti memiliki stratifikasi fungsional yang memetakkan kode-kode linguistik tersebut ke dalam strata yang berbeda-beda yaitu ragam H (High )dan ragam L (Low). Di samping itu, peneliti mengkaji objek ini dengan model deskriptif kualitatif. Dengan teknik observasi pemakaian bahasa dan wawancara, peneliti akan mengumpulkan data dengan mentranskripsi hasil wawancara dan observasi, dan menganalisisnya dalam ranah diglosia. Hipotesis yang didapat ialah masyarakat Bongso memiliki fenomena Double Overlapping Diglosia yang mana bahasa Sansekerta berada pada tataran varietas H. Sedangkan bahasa Madura berada di posisi tengah, jika dibandingkan dengan bahasa sansekerta, maka bahasa Madura adalah varietas L. Sebaliknya, jika disandingkan dengan bahasa Jawa, maka bahasa Madura ialah varietas H. Lalu bahasa Jawa sendiri merupakan ragam paling rendah, yaitu varietas L. Hal ini disebabkan adanya sebuah eksklusivitas identitas oleh masyarakat Bongso terhadap bahasa Madura selaku bahasa ibunya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Tawakal, Choirunnisa Salwasalwachoirunnisa13@gmail.com03010420004
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorAlfin, Jauharotialfin@uinsby.ac.id2006067301
Thesis advisorAbrian, Rizkyrizky.abrian@uinsby.ac.id--
Subjects: Budaya - Agama
Sejarah
Sastra
Keywords: Bahasa Madura; Hindu; Desa Bongso; diglosia
Depositing User: Choirunnisa Salwa Tawakal
Date Deposited: 08 Jan 2024 04:43
Last Modified: 05 Feb 2024 01:48
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/67143

Actions (login required)

View Item View Item