Kesetaraan gender dalam kurikulum pondok pesantren di lombok barat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Suriani, Erma (2021) Kesetaraan gender dalam kurikulum pondok pesantren di lombok barat. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Erma Suriani_F23416123 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 20 July 2027.

Download (2MB)
[img] Text
Erma Suriani_F23416123 OK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Pesantren adalah lembaga pendidikan agama yang lahir dari kultur dan tradisi intelektual Islam Indonesia. Memiliki sejarah panjang sebagai agen pelestarian pendidikan Islam. Berdialektika dengan perubahan struktur sosial masyarakat, termasuk dengan paradigma kesetaraan gender pada kurikulum. Oleh karena itu difokuskan pada tiga hal; 1) bagaimana implementasi kesetaraan gender dalam kurikulum pondok pesantren di lombok barat , 2) integrasi kesetaraan gender dalam kurikulum pondok pesantren di lombok barat dan 3) respon pemangku kepentingan terhadap kesetaraan gender dalam kurikulum pondok pesantren di lombok barat pada tiga lokasi Pondok Pesantren di Lombok Barat.Melihat persoalan gender sebagai kontruksi sosial menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan pendekatan Gender Analysis Pathway, model-model integrasi kurikulum: model connected, sequenced, dan integrated, teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R) dengan metode deskriptif. Implementasi gender equality pada Nurul Hakim dan Islahuddiny pada access dan participation belum maksimal. Nurul Haramain NW meresponi perubahan paradigma kesetaraan gender pada kurikulum formal, diniyah, perumusan kurikulum, pengambilan keputusan strategis (control) dan (quality dan quantity) pesantren. Pendekatan contributions, additive, transformational dan social action pada integrasi gender equality pada ketiganya menekankan internalisasi pada semua layanan pendidikan. Dan teralisasi pada pemahaman dan interaksi pengajar dengan para santri. Respon para steakholder memberikan pengaruh yang dominan terhadap warna kurikulum pesantren. Pimpinan Nurul Haramain lebih terlihat open minded curriculum gender mainstreaming (reactive respond) meskipun mendasarkankan treatment pada persiapan peran ibu sebagai pendidik. Sedangkan yang dua belum muncul good will dari policy maker dan memberi warna baru yang lebih progressif, masih stagnan (proactive respond). Al-Ishlahuddiny meneguhkan pada tradisi salaf, sedangkan Nurul Hakim menegaskan diri sebagai pondok modern, tetapi intensif dan intensifikasi pada kurikulum yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pendidikan milik pemerintah Saudi Arabia semakin dominan. APKM belum masuk pada strategic public legality gender mainstreaming kurikulum pondok pesantren. Proses transformasi integrasi kesetaraan gender pada kurikulum melalui pendekatan contributions, additive, transformational dan social action bergantung visi misi, formal-nonformal, minat-bakat dan life skill yang diusung dan dikembangkan oleh masing-masing pondok pesantren. Respon pondok pesantren Nurul Hakim dan Al-Islahuddiny lebih cendrung proactive respond yang didukung oleh kuatnya internal dan eksternal disclosure, leader public dan mempertahankan kultur-tradisi kepesantrenan yang di wariskan oleh punding father. Sedangkan Nurul Haramain lebih bersifat reactive respond dan mengusung pondok modern terlihat pada visi misi, layanan pendidikan, intra dan ekstrakurikuler.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Suriani, Ermaermasuriani2017@gmail.com123456
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorNasir, Ridlwan--9907008362
Thesis advisorHilmy, Masdarmasdar.hilmy@gmail.com2002037104
Subjects: Gender
Keywords: Kesetaraan Gender; Kurikulum; Pesantren
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Erma Suriani
Date Deposited: 20 Jul 2024 11:04
Last Modified: 20 Jul 2024 11:04
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/72444

Actions (login required)

View Item View Item