This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Zahidha, Praja Zaqhlul (2025) Larangan menikah di hari pasaran kematian anggota keluarga perspektif Hukum Islam. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Praja Zaqhlul Zahidha_05020121086 OK.pdf Download (4MB) |
|
|
Text
Praja Zaqhlul Zahidha_05020121086 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 11 November 2028. Download (4MB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tradisi larangan menikah pada hari kematian anggota keluarga yang masih dipraktikkan oleh masyarakat di Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Tradisi ini berakar dari keyakinan bahwa melangsungkan pernikahan bertepatan dengan hari meninggalnya anggota keluarga dianggap tidak pantas, tidak menghormati suasana duka, dan bisa mendatangkan kemalangan bagi pasangan yang menikah. Larangan ini bersifat sosial-kultural, bukan normatif agama, namun tetap ditaati oleh masyarakat secara konsisten. Penelitian ini penting dilakukan untuk menelaah tradisi tersebut dalam perspektif hukum Islam, terutama dengan pendekatan konsep ‘urf (kebiasaan yang hidup dan diterima di masyarakat). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam praktik larangan tersebut, memahami latar belakang sosiokultural yang melandasinya, serta menilai kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip ‘urf shahih dalam hukum Islam. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga yang mengalami langsung larangan tersebut, serta observasi partisipatif terhadap pelaksanaan adat ini. Teknik dokumentasi juga digunakan untuk memperkuat temuan lapangan. Analisis dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan mengaitkan hasil temuan dengan teori ‘urf dalam hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larangan menikah pada hari kematian di Desa Kepohkidul merupakan bentuk ‘urf fi’li yang tumbuh dari nilai-nilai kearifan lokal, seperti penghormatan kepada orang yang wafat, menjaga perasaan keluarga yang berduka, serta menjunjung nilai kesopanan dalam masyarakat. Jika dilihat dari segi ruang lingkup penggunaannya, tradisi ini termasuk dalam kategori ‘urf khas, yakni kebiasaan yang berlaku pada suatu daerah dan masyarakat tertentu. Dalam tinjauan hukum Islam, tradisi ini dapat digolongkan sebagai ‘urf shahih, karena tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, Hadis, maupun prinsip-prinsip syariat. Selama tradisi tersebut tidak diyakini sebagai ajaran wajib agama dan tidak mengandung unsur syirik atau takhayul, maka keberadaannya dapat diterima sebagai bagian dari praktik sosial yang sah dalam Islam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Creators: |
|
||||||||
| Contributors: |
|
||||||||
| Subjects: | Hukum > Hukum Perdata Islam Hukum Adat Kebudayaan Jawa |
||||||||
| Keywords: | Larangan menikah; Hari kematian; Hukum Islam; ‘Urf. | ||||||||
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
| Depositing User: | Praja Zahidha | ||||||||
| Date Deposited: | 11 Nov 2025 12:14 | ||||||||
| Last Modified: | 11 Nov 2025 12:14 | ||||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/84888 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
