This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Saha, Ibnu (2013) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
cover.pdf Download (75kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak.pdf Download (58kB) | Preview |
|
|
Text
daftar isi.pdf Download (28kB) | Preview |
|
|
Text
bab 1.pdf Download (241kB) | Preview |
|
|
Text
bab 2.pdf Download (429kB) | Preview |
|
|
Text
bab 3.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text
bab 4.pdf Download (280kB) | Preview |
|
|
Text
bab 5.pdf Download (99kB) | Preview |
|
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (33kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana praktek hibah sebagai pengganti kewarisan bagi anak laki-laki dan perempuan di desa Petaonan Kec. Socah Kab. Bangkalan. 2. Bagaimana dasar hibah sebagai pengganti kewarisan bagi anak laki-laki dan anak perempuan di desa Petaonan Kec. Socah Kab. Bangkalan. 3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap hibah sebagai pengganti kewarisan bagi anak laki-laki dan perempuan di desa Petaonan Kec. Socah Kab. Bangkalan.
Data penelitian diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara (interviw) yang berhubungan dengan praktek kewarisan di desa Petaonan Kec. Socah Kab. Bangkalan. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis dan kesimpulannya menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di Desa Petaonan memiliki adat pembagian warisan yang diberikan pada saat orang tua masih hidup. Di samping itu, praktek pembagian warisan antara laki-laki dan perempuan, di Desa Petaonan lebih banyak diberikan kepada anak perempuan. Adat pewarisan yang dilaksanakan di Desa Petaonan memiliki dasar tersendiri. Harta warisan diberikan oleh orang tua yang masih hidup kepada anak-anaknya, hal ini untuk menghindari perpecahan dan sengketa di antara anak-anaknya sepeninggal orang tuanya. Selain itu, masyarakat Desa Petaonan memiliki pandangan bahwa kaum perempuan adalah sosok makhluk yang lebih lemah daripada kaum laki-laki. Karena alasan inilah, kemudian memberikan warisan lebih banyak kepada anak perempuan.
Hasil anailisis menyimpulkan bahwa syarat warisan diberikan setelah orangtua sudah meninggal. Untuk itu, praktek ini dikategorikan hibah. Akan tetapi hibah tersebut dapat diperhitungkan sebagai warisan sesuai dengan KHI pasal 221. Dan juga dalam islam secara jelas menentukan bagian masing-masing ahli waris secara pasti. Ketentuan mengenai waris ini dijelaskan secara rinci baik dalam al-Qur’an maupun Hadis.
Sehingga akhir dari penulisan skripsi ini menyimpulkan bahawa sistem kewarisan di desa petaonan menggunakan sistem hibah, dan seyogyanya warga Desa Petaonan tetap mengikuti ketentuan kewarisan Hukum Islam dan Hendaknya para tokoh Agama dan tokoh masyarakat dapat menjelaskan status sebenarnya tentang pembagian harta waris.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Pembimbing : Titik Triwulan Tutik | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Hukum Islam > Waris | ||||||
Keywords: | Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 03 Feb 2014 | ||||||
Last Modified: | 06 Apr 2015 08:19 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/11017 |
Actions (login required)
View Item |