This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Ardiyanto, Firman (2013) HAK WARIS ANAK YANG STATUS AGAMANYA BELUM PASTI : STUDI KASUS ANAK YANG AYAHNYA MENINGGAL DALAM KEADAAN ISLAM DAN IBUNYA MENINGGAL DALAM KEADAAN KRISTEN DI PONDOK MANGGALA KECAMATAN WIYUNG SURABAYA. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
cover.pdf Download (345kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak.pdf Download (503kB) | Preview |
|
|
Text
daf.isi.pdf Download (745kB) | Preview |
|
|
Text
bab1.pdf Download (344kB) | Preview |
|
|
Text
bab2.pdf Download (660kB) | Preview |
|
|
Text
bab3.pdf Download (298kB) | Preview |
|
|
Text
bab4.pdf Download (412kB) | Preview |
|
|
Text
bab5.pdf Download (99kB) | Preview |
|
|
Text
daf.pustaka.pdf Download (25kB) | Preview |
Abstract
Sekreipsi ini merupakan hasil penelitian lapangan guna menjawab pertanyaan: bagaimana status Hak Waris anak yang belum pasti agamanya yang ayahnya meninggal dalam keadaan Islam dan Ibu meninggal dalam keadaan Kristen di Pondok Manggala Kecamatan Wiyung Surabaya. Dan Bagaimana analisis hukum Islam dan KHI terhadap ketentuan pembagian waris anak yang status agamanya belum pasti di Pondok Manggala Kecamatan Wiyung Kota Surabaya.
Data penelitian ini dihimpun melalui observasi dan menggunakan teknik interview dengan pihak pihak yang terkait di lapangan, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analitik verifikatif berpola deduktif.
Hak waris Lady Piova Mustafa, anak yang status agamanya belum pasti (jika di lihat dari identitas anak tersebut sudah pasti aganya Kristen akan tetapi jika di lihat dari pengakuan anak tersebut mempunyai kecenderungan terhadap agama Islam), jadi pada kasus di Pondok Manggala Kecamatan Wiyung Surabaya, tehalang mendapatkan hak waris dari Yoppy (almarhum) Ayahnya, karena status Agama anak dan Ayah berbeda.
Dalam hukum Islam terhadap kewarisan anak yang statusnya belum pasti, terhalang mendapatkan harta pewaris (orang tuanya), akan tetapi anak tersebut bisa mendapatkan wasiat tidak lebih dari 1 per 3 harta peninggalan pewaris dan bisa juga mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama, sebagaima yang telah di sepakati oleh ketiga imam mujtahid yaitu: Imam Syafi i, Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal sedangkan madzhab Hanafi mengatakan hal tersebut tidak boleh dan hukumnya tidak sah, dan Hal tersebut juga dipertegas oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor : 5 MUNAS VII 9 2005 tentang Kewarisan Beda Agama, yang menetapkan bahwa anak yang berbeda agama dengan pewaris hanya dapat dilakukan dalam bentuk hibah, wasiat dan hadiah.
Dari hasil penelitian diatas, penulis menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat Pondok Manggala Kecamatan Wiyung Kota Surabaya khususnya keluarga ahli waris Yoppy (almarhum) yang melakukan pembagian harta waris apabila ingin memberikan atau membagikan harta kekayaannya sebaiknya dilakukan secara prosedural atau yang sesuai dengan peraturan dalam hukum waris Islam, karena hal ini bisa meminimalisir adanya permasalahan menyangkut waris.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | M. Romdlon | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Hukum Islam > Waris | ||||||
Keywords: | Hak Waris Anak; Status Agama; | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 18 Feb 2014 | ||||||
Last Modified: | 07 Apr 2015 06:25 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/11268 |
Actions (login required)
View Item |