This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Ichsan, Achmad Zubairi (2016) Tinjauan hukum Islam terhadap upah pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Achmad Zubairi Ichsan C02212049 ok.pdf Download (10MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upah Pemolong Cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Dalam skripsi ini terdapat dua masalah yaitu, bagaimana mekanisme pembayaran upah pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap upah pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu menggambarkan atau menguraikan suatu hal menurut adanya yang sesuai dengan kenyataannya. dengan mengumpulkan data tentang mekanisme pengupahan tentang pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi yang disertai analisa untuk mengambil kesimpulan. kemudian pola pikir yang dipakai adalah induktif yaitu merupakan metode yang digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian tentang pengupahan pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi, kemudian ditinjau dari hukum Islam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengupahan pemolong cabe di Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi yang mana oleh pemilik tegalan dilakukan tanpa adanya ketetapan waktu pembayaran akan upah kepada para pemolong cabe. waktu kerja bagi pekerja tetap dilaksanakan sampai dengan habis cabe dipanen. Sedangkan bagi pekerja harian dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Besaran upahnya ditentukan 5% dari harga penjualan cabe dikalikan dengan cabe yang berhasil dipetik dalam sehari. Dalam pelaksanaannya, proses pemberian upah telah sesuai dengan hukum Islam, meskipun oleh pemilik tegalan ditangguhkan tanpa adanya kejelasan waktu pemberian upah dan tidak adanya kepastian harga cabe. Hal ini terjadi dikarenakan menunggu cabe terjual di pasar, akan tetapi menjadi tidak sesuai dengan hukum Islam apabila ada unsur penipuan dalam pemberian ujrah, yakni ketidakjelasan informasi dari pemilik tegalan kepada para pemolong akan harga jual cabe yang telah terjual di pasar serta penipuan mengenai sudah terjualtidaknya cabe yang telah dipanen oleh para pemolong dalam sehari. Dengan demikian, dari kesimpulan di atas maka kepada pemilik tegalan. Dalam melakukan pengupahan terhadap pemolong cabe, hendaknya agar memperhatikan syarat-syarat dan rukun dalam pelaksanaanya. Agar dalam melaksanakan pengupahan tersebut tidak menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditatapkan dalam agama Islam. Serta apabila memperkerjakan orang sebaiknya menjelaskan waktu pemberian upah. Agar tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Hukum Islam > Ijarah |
||||||||
Keywords: | Hukum Islam; upah | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Ekonomi Syariah | ||||||||
Depositing User: | Ichsan Achmad Zubairi | ||||||||
Date Deposited: | 10 Jan 2017 07:19 | ||||||||
Last Modified: | 08 Aug 2023 08:32 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/14740 |
Actions (login required)
View Item |