JARINGAN SOSIAL BAJINGAN DALAM BUDAYA TAYUBAN DI DESA LONGOS KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rahmat, Rahmat (2014) JARINGAN SOSIAL BAJINGAN DALAM BUDAYA TAYUBAN DI DESA LONGOS KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (347kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (106kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (267kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (362kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (309kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (368kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (719kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (187kB) | Preview

Abstract

Masyarakat Madura khususnya Sumenep, mempunyai keanakaregaman budaya yang unik salah satunya adalah budaya tayuban dan status sosial bajingan yang menjadi simbol dan karakter dalam kehidupan sosialnya. Opini masyarakat saat ini yang sangat intens menjadi perbincangan yaitu terkait dengan jaringan sosial bajingan dalm budaya tayuban. Budaya tayuban dijadikan media sebagai eksistensi dan strategi untuk menjalin ‘hubungan’ sosial dengan masyarakat terutama sesama aktor bajingannya. Sehubungan dengan itu, peneliti bermaksud untuk mengamati jaringan sosial yang ada dalam budaya tayuban tersebut. Pertanyaan peneliti yaitu mengenai Dampak, Tujuan dan Proses terbentuknya jaringan sosial dalam budaya tayuban tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan deskripsi mengenai proses, tujuan, serta dampak jaringan sosial yang dimaksud. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalau wawancara, dokumentasi dan pengamatan langsung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori jaringan sosial tokohnya Ronald Burt Prinsip dasar dari teori jaringan ini adalah bahwa para analis jaringan mencari struktu-struktur yang mendalam — pola-pola jaringan yang teratur yang ada dibawah permukaan sistem-sistem sosial yang seringkali kompleks, para aktor dan perilaku mereka dilihat dibatasi oleh struktur-strukturitu. Oleh karena itu, fokus bukan pada tindakan-tindakan yang disenganja, tetapi pada paksaan struktural. Fokus teori jaringan pada deretan luas struktur-struktur mikro hingga makro. Menurut Mark Granovetter melukiskan hubungan-hubungan level mikro seperti tindakan yang ‘’melekat’’ di dalam ‘’hubungan-hubungan pribadi yang konkret dan struktur-struktur (atau ‘jaringan-jaringan’) relasi-reasi demikian.
Berdasarkan hasil data peneliti dapat mendeskripsikan hasil temuan bahwa terjadinya interaksi sosial dalam kultur budaya tayuban, dan elit lokal bajingan akan berdampak terjadinya jaringan sosial. Dengan mengkultuskan budaya tayuban sebagai alat dan strategi kekuasaan. Simbol dan karakter bajingan yang ditakuti, pemberani, dan sering membuat kriminalitas di masyarakat, hal tersebut menimbulkan keresahan, kewaspadaan, dan peningkatan keamanan di masyarakat, karena sering hilangnya barang dan harta berharga masyarakat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Muchammad Ismail
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rahmat, RahmatUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Sosiologi
Keywords: Jaringan Sosial; Bajingan; Budaya Tayuban
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 04 Feb 2015 07:14
Last Modified: 04 Feb 2015 07:14
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/180

Actions (login required)

View Item View Item