This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Assulthoni, Fahmi (2017) Perceraian bawah tangan dalam perspektif masyarakat Pamekasan. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (5MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (404kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (322kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (609kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (151kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (662kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (342kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (422kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang pemahaman cerai bawah tangan dalam pandangan masyarakat Pamekasan. Penelitian ini didasarkan pada fenomena cerai bawah tangan yang masih terjadi di kalangan masyarakat. Padahal, dalam perspektif hukum positif di Indonesia cerai bawah tangan melanggar undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan problematika di atas, maka penulis mengajukan tiga rumusan masalah sebagai fokus penelitian, yaitu: bagaimana persepsi masyarakat Pamekasan tentang cerai bawah tangan?; Apa saja latar belakang masyarakat Pamekasan melakukan cerai bawah tangan?; serta bagaimana tipologi pemahaman masyarakat Pamekasan tentang cerai bawah tangan?
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan menggambarkan secara utuh fenomena cerai bawah tangan. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi hukum Islam, dengan merujuk pada kajian sosiologi hukum menurut Soerjono Soekanto. Sedangkan, perspektif teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi, yaitu dengan mengungkap semua informasi tentang cerai bawah tangan. Untuk memperoleh data lapangan, peneliti memilih teknik pengumpulan data yang terdiri dari metode observasi, interview, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga persepsi yang berbeda dalam pandangan masyarakat Pamekasan tentang cerai bawah tangan yakni, agama sebagai legitimasi perceraian di kalangan masyarakat, institusi Pengadilan Agama sebagai bentuk formalisasi perceraian, dan cerai bawah tangan merupakan solusi keluar dari masalah-masalah akibat nikah bawah tangan. Faktor yang melatar belakangi terjadinya cerai bawah tangan oleh masyarakat yaitu karena pemahaman terhadap aturan hukum perceraian Islam, kurang kesadaran hukum, ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Sedangkan tipologi pemahaman masyarakat Pamekasan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu masyarakat yang mengikuti faham fikih tekstual, dan masyarakat yang mengikuti faham fikih kontekstual.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (PhD) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Nikah > Cerai | ||||||
Keywords: | Cerai bawah tangan; Masyarakat Pamekasan | ||||||
Divisions: | Program Doktor > Dirasah Islamiyah | ||||||
Depositing User: | Assulthoni Fahmi | ||||||
Date Deposited: | 03 Oct 2017 05:27 | ||||||
Last Modified: | 03 Oct 2017 05:27 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/20473 |
Actions (login required)
View Item |