This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Syaichulloh, Hudan (2012) Tinjauan hukum Islam terhadap peminangan adat suku Samin untuk mengetahui kesuburan calon mempelai wanita: studi kasus di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (201kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (104kB) | Preview |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (292kB) |
||
|
Text
Bab 1.pdf Download (901kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (544kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (728kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (98kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (115kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan; Bagaimana deskripsi peminangan adat suku Samin untuk mengetahui kesuburan calon mempelai wanita? Serta bagaimana tata cara peminangan suku Samin tersebut dalam perspektif hukum Islam? Sedangkan data penelitian diperoleh melalui cara interview, observasi dan dokumentasi, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Proses tradisi tersebut dilakukan oleh seorang mempelai laki-laki yang akan meminang salah seorang wanita yang telah dipilihnya. Dalam tradisi masyarakat suku Samin ini bahwasanya orang yang melakukan peminangan dengan tujuan supaya berkumpul dengan sang mempelai wanita sampai bisa rukun atau saling mengenal sama lainnya dengan cara mereka menggauli dalam satu kamar layaknya suami istri. Setelah kedua belah pihak menyatakan benar-benar bisa rukun dan sudah saling cocok, maka orang tua kedua belah pihak wajib untuk segera melangsungkan perkawinan sesuai dengan adat kebiasaan mereka yakni mengundang sesepuh adat dan para tetangga untuk menyaksikan proses perkawinan. Menurut analisis hukum Islam tradisi manapun dianggap tidak menyimpang apabila masih dalam tuntunan syariat Islam. Namun dalam tradisi yang telah dilakukan masyarakat suku Sam.in ini, mereka melak.ukan peminangan dengan tujuan untuk mengetahui kesuburan wanita yang dipinangnya dengan cara menggauli dalam satu kamar layaknya suami istri. Jadi peminangan adat suk.u Samin dianggap bertentangan dengan syariat Islam, namun ada dari sebagian mereka yang mengerti akan syariat Islam melakukan peminangan adat suku Samin dengan mendahulukan menikah tanpa adanya wall atau melangsungkan perkawinan dengan wali hakim. Karena dengan wall dari calon istri tidak menyetujui apabila sebelum nikah tidak menjalankan adat peminangan sulru Samin. Sejalan dengan uraian di atas, perlu adanya penguatan ajaran Islam oleh tokoh-tokoh agama setempat maupun lembaga keagamaan dan perhatian yang khusus dari pemerintah supaya bagi pelaku maupun pengemban adat tetap terjaga dan tidak terlalu ada penyimpangan dalam ajaran Islam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Nikah > Meminang | ||||||
Keywords: | Peminangan adat suku Samin; kesuburan calon mempelai wanita | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 25 Oct 2017 07:20 | ||||||
Last Modified: | 01 Nov 2018 01:45 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/20838 |
Actions (login required)
View Item |