This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sujari, Sujari (2010) Do’a iftitah dalam sholat: telaah atas hadits dalam Sunan Abu Dawud nomor indeks 760 dan 781. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Cover.pdf Download (440kB) |
||
Text
Abstrak.pdf Download (113kB) |
||
Text
Daftar Isi.pdf Download (151kB) |
||
Text
Bab 1.pdf Download (892kB) |
||
|
Text
Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (717kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (202kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (205kB) | Preview |
Abstract
Berbagai fenomena dalam masyarakat menuntut adanya penyelesaian. Di antaranya adalah telah terjadi di tengah-tengah masyarakat adanya fanatisme terhadap do'a iftitah, dari kalangan ormas islam yaitu: (NU, Muhammadiyah dan Persis). Hal semacam ini adalah salah satu sebab hubungan antar umat islam jadi renggang. Namun, permasalahan tersebut bisa di hindari bila masing-masing ormas islam mau mengkoreksi kembali atas ritual ibadah yang biasa di lakukan setiap hari. Oleh karena itu, permasalahan semacam ini seharusnya dicarikan solusi guna menjaga keharmonisan antar umat islam. Penelitian hadlts yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud no. Indeks 760 dan 781 tentang do'a iftitah diharapkan dapat memberikan pemahaman yang dapat dijadikan rujukan dalam menjawab persoalan tersebut. Penelitian ini mengarah kepada kualitas, kehujjahan, tarjih dan pemaknaan hadlts. Dalam pengumpulan data digunakan metode library research (kepustakaan) dan dalam mengkaji data digunakan metode takhrij, 'itibar, baik kritik sanad maupun matan serta teori pemaknaan. Penelitian hadlts no. Indeks 760 dan 781 tentang do'a iftitah ini menghasilkan bahwa hadlts tersebut berkualitas shahih li dzatihi. Di samping, kualitas hadlts tersebut shahih li dzatihi hadlts ini juga di kuatkan baik dengan adanya mutabV tdm maupun mutabV qdshir serta di tambah adanya syahid. kemudian matan hadlts tersebut tidak bertentangan dengan tolak ukur yang dijadikan barometer penilaian ke-shahlh-an matan. Sehingga hadlts ini dapat dijadikan hujjah dan dapat diamalkan (Maqbulun ma'mulun bihi). Sedangkan pemaknaan hadlts yang dilakukan dengan pendekatan dilalah al-isyarah dan dilalah al-'Ibarah memberikan suatu pemahaman tentang do'a iftitah yang setidaknya bisa diterima oleh semua ormas islam. Pemahaman tersebut adalah, doa iftitah di dalamnya ada kandungan pujian, minta ampunan, ikrar dan janji setia seorang hamba kepada sang pencipta. Kemudian kedua hadits tersebut yang paling unggul menurut ormas Muhammadiyah adalah hadits riwayat Abu Hurairah, sedang menurut ormas NU yang paling rajih adalah hadits riwayat Ali bin Abi Thalib, sehingga kedua ormas tersebut memberikan tanwi' dan takhyir kepada umat Islam dalam menjalankan ibadah tanpa memandang serta memilah-milah perbedaan golongan, serta menghindari fanatisme terhadap do'a iftitah dari masing-masing ormas islam, dan memberi kemudahan bagi semua umat islam dalam menjalankan ibadah.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Doa dan Zikir Salat Hadis Indeks |
||||||
Keywords: | Do’a iftitah; sholat; hadits; Sunan Abu Dawud; indeks 760 dan 781 | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis | ||||||
Depositing User: | Editor : samid library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 01 Nov 2017 03:59 | ||||||
Last Modified: | 01 Nov 2017 03:59 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/20919 |
Actions (login required)
View Item |