This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nasifah, Khoirotun (2012) Tradisi upacara ruwatan ruwah desa dalam perspektif teologis: studi kasus di Desa Gemurung Gedangan Sidoarjo. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (295kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (104kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (164kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (271kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (529kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (300kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (245kB) | Preview |
|
Text
Bab 5.pdf Download (48kB) |
||
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (53kB) |
Abstract
Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan makna acara upacara ruwatan ruwah Desa menurut masyarakat Desa Gemurung dan menjelaskan apakah tradisi upacara ruwatan ruwah Desa bertentangan dengan teologis. Masalah yang akan diteliti adalah: (1)Bagaimana makna acara upacara ruwatan ruwah desa menurut masyarakat desa Gemurung; (2)Apakah tradisi upacara ruwatan ruwah desa tidak bertentangan dengan teologis. Di dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan analisa data kualitatif guna untuk memberikan laporan deskriptif. Di dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upacara ruwah Desa merupakan suatu tradisi masyarakat Gemurung yang biasa diadakan.setahun sekali dalam bulan ruwah yang telah menjadi tradisi sejak lama di Desa tersebut. Pada dasanya upacara ruwah desa yang diadakan di Desa Gemurung adalah merupakan realisasi tradisi nenek moyang yang dikenal secara mendalam di kalangan masyarakat dengan istilah mengikuti orang terdahulu. Masyarakat Gemurung menganggap dengan mengadakan upacara ruwah desa tersebut merupakan ibadah dalam ajaran Islam, karena sebagian dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah swt serta sebagai rasa syukur kepada Allah kerena telah diberikan rezeki dan menjadikan desanya sejahtera dan tentram serta penghasilan desa sangat baik. Di dalam pandangan teologi Islam tindakan dan perbuatan masyarakat Gemurung yang tergolong santri, mereka menyebutkan bahwa upacara ruwah desa yang mereka lakukan hanyalah niat untuk sedekah kepada Allah agar desanya terhindar dari bahaya dan tidak terdapat unsur syirik, khurafat maupun takhayul. Karena dalam acara tersebut diisi dengan nilai-nilai keislaman seperti khataman, dilanjutkan sholat asyar bersama, Istighosa, dan pembacaan yasin dan tahlil, pengajian dan shalawat. Dengan demikian upacara ruwatan ruwah desa di Desa Gemurung tidak bertentangan dengan ajaran teologi Islam. Karena tidak ada unsur penyembahan ataupun yang lainnya. Akan tetapi bagi masyarakat yang tergolong Islam abangan mereka mengatakan bahwa mereka melaksanakan upacara ruwah desa adalah mengikuti kebiasaan atau tradisi nenek moyang yang berarti terdapat unsur takhayul.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Adat | ||||||
Keywords: | Ruwatan; Ruwah Desa | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 14 Nov 2017 08:05 | ||||||
Last Modified: | 14 Nov 2017 08:05 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/21332 |
Actions (login required)
View Item |