نظريةالمعرفة من النحو: النحوفي الثقافة العربيةالاءسلاميةرسالةجامعية

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Huda, Ribut Nur (2012) نظريةالمعرفة من النحو: النحوفي الثقافة العربيةالاءسلاميةرسالةجامعية. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Ribut Nur Huda_A51208011.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Melihat urgensi nahwu dalam tradisi Islam, maka peran nahwu bagi tradisi Islam itu sendiri tidak bisa dipisahkan meskipun keduanya merupakan fenomena yang berbeda. Hal ini bertolak pada hubungan taghlib dalam nahwu dan patriarki dalam tradisi Arab-Islam. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan: Bagaimana Peran Nahwu dalam Tradisi Arab-Islam, dan Bagaimana Konsep Epistemologi Nahwu?. Berkenaan dengan itu, dalam penelitian ini digunakan metode analisis umum yang melibatkan filsafat bahasa yang berpangkal pada teori relativitas bahasa atau teori Sapir-worf, dengan pendekatan epistemologi metafisik dengan menggunakan sumber data primer, yaitu al-Ushul, Dirtisah lbistimulujiyyah Ii al­ Fikr al-Lughawi 'Inda al-'Arab: al-Nahwu, Fiqh al-Lughah, al-Balaghah karya Tamam Hassan dan al-Lughah wa al-Jins: Hafriyyat Lughawiyyah fi al-Dzukurah wa al-Unutsah karya 'Isa Burhumah. Sedangkan pembahasannya menggunakan metode induktif dan deduktif. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa nahwu pada awal pembentukannya mengacu kepada al-Qur'an dan perkataan orang arab yang belum terkontaminasi oleh bahasa Asing, baik orang Jahiliyah, Nabi, maupun orang Arab yang lain, kafir maupun Islam dan dalam pemerolehannya menggunkan prinsip al-Sima' dan al-Qiyas yang merupakan pintu gerbang bagi empirisme dan rasionalisme dalam pemikiran Islam. Hal ini terbukti dengan munculnya konsep ashl-far' dan syiidz dalam nahwu. Disamping itu, melihat totalitas makna dalam bahasa, bahwa makna linguistik selalu diiringi dengan makna sosial dan budaya. Sebagaimana fenomena tahglib al-mudzakkar 'ala al-mu'annats dengan logika- natural bahasanya menyatu dengan budaya masyarakat Arab yang patrenialistik. Lebih dari pada itu, munculnya anggapan ulama Nahwu bahwa mudzakkar adalah ashl (pokok) dan muannast adalah far' (cabang) atas dasar ringan dan beratnya pengucapan, pada tahap berikutnya patriarki dalam bahasa ini menjadi prisip dalam pemikiran Arab-Islam sebagaimana wujud patriarki dalam aqidah maupun syari'ah yang dipengaruhi oleh common sense bahwa "status laki-laki lebih mulya dari pada status perempuan". Hal ini cukup meyakinkan bahwa pengetahuan Arab dibangun berdasarkan akhlak berbeda dengan Yunani dimana akhlak dibangun berdasarkan pengetahuan. Mengacu pada fenomena di atas, hipotesa Sapir-worf itu dapat dibenarkan, bahwa setiap bahasa terdapat unsur tata bahasa yang spesifik. Sebab bahasa dan budaya merupakan dua fenomena yang berbeda tetapi keduanya tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana bahasa adalah wujud dari realitas yang "terkatakan" dan budaya adalah wujud dari realitas yang "tak terkatakan".

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Huda, Ribut NurUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Kesusastraan > Sastra Arab
Keywords: Epistimologi Nahwu; Tradisi Arab-Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 24 Nov 2017 04:22
Last Modified: 24 Nov 2017 04:22
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/21471

Actions (login required)

View Item View Item