Upacara keagamaan dalam agama Hindu: studi tentang Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Azizah, Aminatun (2009) Upacara keagamaan dalam agama Hindu: studi tentang Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Aminatun Azizah_E02205016.pdf
Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Krembangan Kota Surabaya, tentang “Upacara Keagamaan Dalam Agama Hindu (Studi Tentang Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya).” peneliti ini bertujuan untuk mengetahui historis Pura Agung Jagad Karana, mendiskripsikan fenomena pelaksanaan upacara Dewa Yadnya yang dilaksanakan umat Hindu di Pura Agung Jagad Karana, respon masyarakat tentang upacara Dewa Yadnya yang diadakan di Pura Agung Jagad serta fungsi dan tujuan umat Hindu melaksanakan upacara Dewa Yadnya. Dalam hal ini penulis berusaha menghasilkan data seaktual mungkin tentang upacara Keagamaan dalama agama Hindu (Studi Tentang Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya). Metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data berupa observasi, wawancara serta dokumentasi yang ada di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya. Metode analisa yang digunakan peneliti adalah deskriptif analisis. Ide awal pembangunan Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya teijadi pada tahun 1966. Pada saat itu Republik Indonesia memanggil pemuda- pemuda warga negara Indonesia untuk dididik menjadi TNI AL yang teijaring 211 pemuda. Saat itu pemuda Hindu merayakan hari raya keagamaan di gedung-gedung seperti balai pemuda, goschit, kantin tunjungan. Pada kondisi seperti itu sangat menarik perhatian pimpinan ALRI karena pemuda Hindu merupakan bagian dari bangsa Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban. Akhimya pada tahun 1968 dibangunlah tempat ibadah agama Hindu yakni Pura Agung Jagad Karan yang ada di kecamatan Krembangan kota Surabaya. Pelaksanaan upacara Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana sering disebut dengan istilah Nityakarma merupakan ritual harian yang dilakukan oleh para jero mangku, mangku pengemong Pura. Naimitika karma merupakan upacara insidentil seperti: Pumama, Tilem, Keliwon, Tumpek dan hari besar lainnya.Pada tanggal 3 dan 4 Januari 2009 diadakan upacara Dewa Yadnya yakni Saraswati. Upacara ini diadakan untuk memperingati hari turunnya kitab suci Veda. Respon masyarakat sekitar tentang upacara Dewa Yadnya di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya. Mereka tidak terganggu adanya upacara tersebut karena masyarakat Krembangan memiliki rasa saling menghormati dan toleransi yang tinggi, hanya sebagian kecil masyarakat tidak senang akan bau dupa yang digunakan untuk upacara Dewa Yadnya tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, upacara Dewa Yadnya yang dilaksanakan di Pura Agung Jagad Karana Krembangan Surabaya memiliki fungsi dan tujuan tertentu bagi umat yang melaksanakan yakni umat Hindu antara lain: Upacara Dewa Yadnya merupakan satu proses umat Hindu untuk mewujudkan (mengimplementasikan) salah satu aspek dari ajaran Weda. Mempunyai tujuan untuk mendapatkan kesejahteraan lahir batin dan keharmonisan antara manusia dengan yang Maha Pencipta, antara manusia dengan alam lingkungan di mana dia hidup, antara sesama dengan sarwa (semua yang pemah hidup) seperti tumbuh- tumbuhan, binatang, manusia serta sebagai sarana menyebrangkan atma (suatu proses untuk mencapai sesuatu atma) untuk menyatu kembali dengan Tuhan. Upacara Dewa Yadnya ini merupakan suatu kewajiban bagi umat Hindu karena mereka dituntut untuk mengerti, memahami dan melaksanakan yadnya tersebut di dalam realitas kehidupan sehari-hari, sebagai salah satu amalan ajaran agama yang diwahyukan oleh Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Dengan demikian inilah secara garis besar tentang upacara Dewa Yadnya yang memiliki fiingsi dan tujuan tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas keimanan umat Hindu.