This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nashir, Mukhtar (2010) Keberadaan dukun terhadap budaya masyarakat Suku Tengger di Kecamatan Tosari. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Mukhtar Nashir_E02206010.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana tata cara pemilihan dukun pada masyarakat suku Tengger dan apa syarat-syarat serta kualifikasi bagi calon dukun? 2) Bagaimana kedudukan dan peran dukun sebagai pemimpin dalam menjalankan dan mengadakan ritual keagamaan masyarakat suku Tengger? 3) Apakah ritual keagamaan masyarakat suku Tengger orisinil tradisi masyarakat suku Tengger atau ada sinkretisme dengan agama lain? Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, studi dokumen, dan observasi ke objek penelitian yang selanjutnya semua data yang terkumpul di analisis dengan metode deskriptif-analisis dan dengan pola pikir deduktif. Hasil penelitian menyatakan bahwa Dukim ialah sosok yang dipercaya untuk memimpin upacara adat di Tengger. Pemilihan atau penetapan seseorang menjadi dukun di masyarakat Tengger harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) pemah menjadi legen selama beberapa tahun, b) hafal sebagian besar mantra-mantra yang dibacakan pada bermacam-macam jenis upacara adat, c) telah memenuhi sebagian syarat lain yang harus dipenuhi oleh pemangku adat Tengger, dan d) seseorang dapat diangkat menjadi calon dukun, apabila di tahun sebelumnya (dalam 44 hari sebelum kasada) di desa tempat tinggal calon dukun tersebut tidak ada orang meninggal dunia. Kedudukan dukun dalam masyarakat suku Tengger adalah, pertama, berperan dalam bidang ritual keagamaan. Kedua, dukun berperan sebagai agent of changes di kalangan masyarakatnya. Dan yang ketiga adalah tempat konsultasi permasalahan yang ada di masyarakat. Sedangkan ritual-ritual yang ada pada masyarakat Tengger merupakan sinkretisme dari berbagai agama yaitu : Hindu, Buddha dan Islam. Sejalan dengan kesimpulan diatas, dukun sebagai ulil ‘amri, menjadikannya sebagai panutan oleh masyarakatnya dan dukun mempunyai kedudukan yang kuat. Sedangkan tentang kebudayaan atau ritual-ritual yang dilakukan oleh masyarakat suku Tengger adalah perbuatan syirik, karena mereka menyembah selain Allah. Seharusnya masyarakat Islam yang disana menghindari atau tidak mengikuti ritual-ritual tersebut guna menghindari teijadinya syirik.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Budaya - Agama Adat |
||||||
Keywords: | Dukun; Budaya; Masyarakat; Suku Tengger | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Perbandingan Agama | ||||||
Depositing User: | Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 15 Jan 2018 02:36 | ||||||
Last Modified: | 15 Jan 2018 02:36 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/21935 |
Actions (login required)
View Item |