Keterlibatan kader perempuan NU Kabupaten Lamongan di bidang politik menurut Siyasah Syar'iyyah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fannany, Zakki (2010) Keterlibatan kader perempuan NU Kabupaten Lamongan di bidang politik menurut Siyasah Syar'iyyah. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Zakki Fannany_C02303018.pdf
Download (3MB) | Preview

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/23856

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian field research. Penelitian ini untuk menjawab dua pertanyaan, yaitu bagaimana peran kader perempuan NU Kabupaten Lamongan di bidang politik? dan bagaimana tinjauan Siyasah Syar'iyyah terhadap peran kader perempuan NU Kabupaten Lamongan di bidang politik? Data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Kemudian kesimpulanya di ambil melalui teknik analisis dengan menggunakan pola pikir induktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan, keterlibatan kader perempuan NU di Kabupaten Lamongan cukup signifikan dalam bidang politik. Hal ini terbukti dengan keterlibatan kader NU, baik yang berasal dari Fatayat NU maupun Muslimat NU, dalam bidang politik. Selain memiliki posisi sentral dalam partai politik, beberapa kader perempuan NU tersebut menjadi anggota DPRD. Bahkan ada yang sempat mengikuti pemilihan kepala daerah setempat pada t ahun 2010. Dalam pandangan Siyasah Syar'iyyah, tidak ada diskriminasi hak dalam berpolitik bagi kaum perempuan selagi mereka mematuhi etika berpolitik yang telah ditetapkan dalam Islam. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, kecuali beberapa hal yang khas bagi perempuan atau bagi pria karena adanya dalil-dalil dari syara'. Melalui penelitian ini, penulis berharap semakin banyak muncul penelitian maupun kajian yang membahas keterlibatan kaum perempuan di bidang politik, baik dalam level lokal kedaerahan maupun nasional, agar kajian mengenai partisipasi kaum perempuan di bidang politik semakin bennunculan. Selain itu, perlu adanya pengembangan aspek pembacaan dan reinterpretasi na al-Qur'an maupun al-Sunnah yang berkaitan dengan gender dengan pola interpretasi yang lebih relevan dan kontekst ual, agar pemahaman terhadap doktrin agama lebih dinamis dan inklusif.