Mengalihkan pandangan mata dalam sunan Abu Dawud nomor indeks 2148

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fidiyanti, Nurul Mashulah (2009) Mengalihkan pandangan mata dalam sunan Abu Dawud nomor indeks 2148. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Nurul Mashulah Fidiyanti_E03205022.pdf
Download (1MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini adalah basil penelitian kepustakaan untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana kualitas sanad dan matan hadis serta nilai ke-hujjah-an hadis tentang mengalihkan pandangan mata dalam sunan Abu Dawud nomor indeks 2148. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian literer (library research). Jadi, pengumpulan data diperoleh dengan meneliti kitab sunan Abu Dawud dan dibantu dengan kitab standar lainnya, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode takhrlj, i'tibir, kritik sanad dan kritik matan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui deskripsi mengalihkan pandangan mata dalam hadis karena pandangan mata adalah suatu jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada perbuatan zina dan kebanyakan dari kasus-kasus perzinahan dan perkosaan yang terjadi diawali dengan pandangan terhadap hal-hal yang haram. Adapun basil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kualitas hadis tentang mengalihkan pandangan mata yang dipublikasikan oleh Abu Dawud dengan jalur Muhammad bin Katsir, Sufyan bin Sa'id, Yunus bin 'Ubaid, 'Amr bin Sa'id, Abu Zur'ah bin 'Amr dan Jarir bin Abdillah yang langsung memperoleh hadis dari Rasulullah SAW adalah berstatus shahlh. Nilai ke-shahlh-an ini bersumber dari ke muttasil-an, keadilan dan ke-dliibith-an semua riiwi dalam sanad tersebut serta tidak adanya illat dan syiidz.. Ketika sanad hadis dari jalur Abu Dawud ini digabungkan dengan sanad-sanad dari jalur Imam Muslim, al-Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal dan Jalur al-Darimi yang lain, maka nilai kualitas sanad hadis yang menjadi objek penelitian naik statusnya menjadi shahlh li ghairihl. Sebab disitu ditemukan pe-riiwi yang menjadi mutiibi' qiishir yang semuanya dinilai oleh para kritikus hadis sebagai pe-riiwiyang tsiqah dan dliibith. Sedangkan kajian matan-nya tidak menunjukkan adanya bukti pertentangan dengan al-Qur'an, hadis yang shahlh dan akal sehat, sehingga matan hadis ini termasuk berkualitas shahlh. Jadi hadis ini tergolong hadis yang maqbul ma'mul bihl (dapat dijadikan hujjah dan dapat diamalkan).