Fenomena kecemasan istri TNI-AL yang sedang ditinggal tugas suami

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ismanto, Kurniawan Hari (2009) Fenomena kecemasan istri TNI-AL yang sedang ditinggal tugas suami. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Kurniawan Hari Ismanto_B07205023.pdf
Download (1MB) | Preview

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/25490

Abstract

Seorang perajurit TNI-AL memilki tugas yang sangat berat dalam mengatasi berbagai macam peristiwa yang mengganggu stabilitas dan keutuhan bangsa Indonesia tersebut diperlukan satuan kekuatan pertahanan dan keamanan. Tugas seorang ABRI bersama masyarakat adalah menjaga suasana aman dan terkendali. Sehingga anggota ABRI harus siap dan bersedia ditempatkan dimanapun diperlukan seorang prajurit harus rela mengorbankan jiwa dan raganya, sebagai seorang prajurit terkadang harus berpisah dengan keluarga tercinta demi melaksanakan tugasnya tersebut. Kepergian suami bagi istri prajurit merupakan hal yang tidak menyenangkan dikarenakan harus berpisah jauh dengan orang yang dicintai, akibat kepergian suami dalam jangka waktu yang lama dan kondisi dalam rumah tangga menyebabkan para istri mengalami fenomena kecemasan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena kecemasan yang dialami istri TNI-AL yang ditinggal tugas suami. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam metode ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif yang datanya berupa kata-kata atau narasi yang memungkinkan mengungkap segala hal yang tidak mungkin mampu ditunjukkan penelitian kuantitatif. Pada hasil penelitian ini peneliti mendapatkan data bahwa kecemasan istri TNI-Al timbul karena ketakutan akan sesuatu, ketakutan akan nasib suami, kondisi suami waktu di tempat dinas, sedangkan gejala yang ditimbulkan dari perasaan ketakutan tersebut diantaranya menunjukkan Gejala fisiologis yang dirasakan oleh para subyek diataranya tangan gemetaran, jantung berdebardebar, berkeringat seluruh tubuh, tangan dan kaki lemas, muka pucat, kehilangan nafsu makan Gejala emosional subyek mengatakan merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup, tegang, tidak dapat rileks, subyek juga memperlihatkan peka terhadap rangsangan, tidak sabar, mudah marah, menangis.