Bias Gender dalam film Berbagi Suami: studi analisis semiotik komunikasi pendekatan kualitatif

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Yanuara, Like Isnawati (2009) Bias Gender dalam film Berbagi Suami: studi analisis semiotik komunikasi pendekatan kualitatif. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Like Isnawati Yanuara_B06304010.pdf
Download (4MB) | Preview

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/27951

Abstract

Obyek dalam penelitian ini adalah film berbagi suami, sebuah film yang menceritakan bentuk perkawinan poligami dan dipandang dari sudut pandang perempuan. Secara garis besar film ini menceritakan 3 kehidupan perempuan yang berasal dari status sosial, budaya, tingkat ekonomi dan pendidikan yang berbeda. Dalam film ini juga digambarkan timbulnya permasalahan yang di hadapi perempuan akibat poligami. Dinamika kehidupan perempuan inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih dalam film ini dengan menggunakan sudut pandang relasi gender. Ada dua permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu : (l) Bagaimana simbol bias gender yang terkandung dalam film "Berbagi Suami". (2) Bagaimana makna simbol bias gender dalam film "Berbagi Suami". Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol-simbol bias gender sekaligus makna dari simbol-simbol bias gender dalam film berbagi suami. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian semiotika Roland Barthes, yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai simbol simbol bias gender serta makna-makna yang terkandung di dalamnya. Dari basil penelitian ini ditemukan ( 1) Bias gender dalam film berbagi suami disimbolkan melalui visualisasi gambar (adegan-adegan) dan teks dialog yang mengandung unsur-unsur bias gender. (2) Dari simbol-simbol yang dipaparkan terungkap makna bahwasanya ada 4 bentuk bias gender yang terdapat dalam film berbagi suami, yaitu : Marjinalisais terhadap perempuan karena tidak diberikan hak dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga, Subordinasi di mana perempuan dianggap makhluk kedua dari laki-laki artinya dominasi laki-laki dalam rumah tangga sangat besar, beban ganda di mana disamping mengurusi seluruh urusan rumah tangga perempuan juga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Kekerasan; baik fisik, psikis maupun seksual.