Efektivitas Mediasi pada Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Lamongan sebelum dan sesudah berlakunya Penna Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sholihah, Agustina Kumala Dewi (2010) Efektivitas Mediasi pada Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Lamongan sebelum dan sesudah berlakunya Penna Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Agustina Kumala Dewi Sholihah_C01206069.pdf
Download (2MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/28088

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mediasi pada Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Lamongan Sebelum dan Sesudah Berlakunya Penna Nomor 1 . Tahun 2008, serta kendala-kendala apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan mediasi pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Lamongan? Adapun data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Unt uk menjawab data kualitatif, penulis menggunakan analisis deskriptif komparatif, dengan pola pikir deduktif, Sedangkan unt uk menganalisis data kuantitatif, penulis menggunakan rumus statistik uji ''t". Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mediasi pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Lamongan sebelum dan sesudah berlakunya Penna Nomor 1 Tahun 2008 adalah: 1) Sebelum berlakunya Perma Nomor 1 Tahun 2008, mediasi hanya diterapkan pada perkara perceraian tertent u terutama yang terdapat unsur materi atau kebendaan seperti sengketa harta bersama. Selain itu, sebelum berlakunya Penna No. 1 Tahun 2008 juga belum ada hakim yang bersertifikat mediator. 2) Setelah berlakunya Perma Nomor 1 Tahun 2008, mediasi diterapkan pada semua perkara perceraian tanpa ada klasifikasi khusus dan sudah ada hakim yang bersert ifikat mediator meski hanya satu orang. Selain it u, Pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa antara variabel (x) yait u perkara perceraian 1 tahun sebelum berlakunya Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan variabel (y) yait u perkara perceraian 1 tahun sesudah berlakunya Perma Nomor 1 Tahun 2008, diperoleh nilai yang tidak signifikan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa mediasi pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Lamongan tidak efektif. Walaupun terdapat peningkatan jumlah perkara yang dicabut antara sebelum dan sesudah mediasi yait u berkisar 2,38 %. Meski demikian, basil tersebut tidak menunjukkan efektifitas mediasi. Sedangkan kendala dalam pelaksanaan• mediasi adalah: Kurangnya keterampilan hakim mediator dalam melaksanakan mediasi, Lemahnya pengetahuan para pihak yang bersengketa mengenai keunt ungan mediasi, Terbatasnya wakt u yang digunakan oleh mediator dalam melaksanakan mediasi yang hanya berkisar antara 15-30 menit per perkara, serta tingkat kerumitan problem yang harus dipecahkan. Terutama perkara perceraian yang disebabkan oleh hal yang prinsip. Berdasarkan basil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1) Agar Mahkamah Agung RI sering mengadakan pelatihan unt uk mediator sehingga para hakim mediator mendapat kan wawasan (ilmu) yang baru. 2) Agar PA. Lamongan lebih memperhat ikan wakt u yang digunakan dalam pelaksanaan mediasi, karena mediasi merupakan solusi unt uk menyelesaikan permasalahan para pihak. Dengan wakt u yang panjang dan luas, maka akan memberi kesempatan lebih kepada para pihak unt uk berfikir mana yang terbaik. 3) Agar seluruh aparat penegak hukum memberikan sosialisasi dan pemahaman terhadap manfaat penyelesaian perkara melal ui mediasi. Sehingga jika masyarakat tahu manfaat mcdiasi maka dapat meningkatkan efekt ivitas mediasi ilu sendiri.