This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Aini, Nur (2011) Pemberian barang gawan sebagai syarat perkawinan dalam prespektif hukum Islam: studi analisis pandangan tokoh masyarakat di Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Nur Aini_C01207014.pdf Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) yang berjudul "Pemberian Barang Gawan Sebagai Syarat Perkawinan Dalam Prespektif Hukum Islam (Studi Analisis Pandangan Tokoh Masyarakat di Desa Brengkok Kec. Brondong Kabupaten Lamongan)". Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana pandangan para tokoh mengenai tradisi penyerahan Barang Gawan sebagai syarat perkawinan di desa Brengkok kecamatan Brondong kabupaten Lamongan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan kemudian dianalisis dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu pola pikir (nalar) dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Hasil yang ditemukan dalam Penelitian ini adalah Pertama, dalam pandangan masyarakat desa Brengkok bahwa tradisi pemberian barang gawan dalam perkawinan tidak dilarang, dan tidak punya dampak positif bahkan hal ini menjadi motivator bagi pemuda brengkok untuk bekerja. Kedua dalam pandangan hukum lslam juga tidak diharamkan, karena maslahanya lebih besar dari pada mudharotnya. Barang-barang Gawan ini dipastikan selalu setiap perkawinan yang berlangsung di desa Brengkok. Barang Gawan ini tidak disebutkan dalam prosesi Ijab Qabul seperti halnya mas kawin tetapi keberadaannya diketahui semua orang sebagai sebuah tradisi yang dianggap 'wajib'. Dampak sosial adanya tradisi ini adalah bahwa seorang laki-laki yang berasal dari desa Karduluk ini akan menunggu kesiapan dan kesanggupan dirinya untuk mempunyai barang-barang Gawan ini sebelum menetapkan untuk menikahi seorang perempuan warga desanya sendiri. Karena hal ini tidak diberlakukan pada perkawinan dengan mempelai lakilaki dari luar desa Brengkok. Sedangkan dampak ekonominya lebih merupakan tuntutan tersendiri bagi sebuah keluarga yang mempunyai anak Iaki-laki bahwa suatu saat nanti harus mengusahakan pengadaan barang-barang perlengkapan ini untuk persiapan perkawinannya Hukum Islam tidak memandang tradisi ini berlebih-lebihan. Hukum sosial sendiri menganggap bahwa tradisi adalah sepenuhnya memiliki masyarakat yang menciptakan dan melestarikan tradisi tersebut. Semua tradisi yang berkembang di masyarakat, dapat dipertahankan, manakala dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Yang penting dalam tradisi tersebut subtansinya, yaitu kesiapan calon suami dalam membangun rumah tangga, kesiapan ini membuktikan dengan kemampuan calon suami menyediakan tiga hal pokok yaitu: papan, sandang dan pangan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Nikah | ||||||
Keywords: | Barang gawan; Perkawinan | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 25 Jan 2019 08:08 | ||||||
Last Modified: | 25 Jan 2019 08:08 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/29113 |
Actions (login required)
View Item |