This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Bahari, Fahrizal (2015) PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DARI PERSPEKTIF FIQIH MUZARA’AH : STUDI KASUS DI DESA NGEPUNG KEC. LENGKONG KAB. NGANJUK. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (426kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (217kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (219kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (492kB) | Preview |
|
Text
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (467kB) |
||
Text
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (325kB) |
||
Text
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (532kB) |
||
|
Text
Bab 5.pdf Download (215kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (222kB) | Preview |
Abstract
Tesis ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimanakah pengelolaan ladang pesanggem di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong? Perspektif fiqh Muzara’ah terhadap sistem bagi hasil ladang pesanggem?
Dalam penulisan Tesis ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, interview atau wawancara,. Sedangkan teknik analisanya berupa in, dengan menggunakan pola pikir induktif, artinya penulisan berusaha menggambarkan pengelolaan ladang pesanggem, sistem bagi hasil, perbedaan dan persamaan dalam pengelolaannya, yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya kemudian menilainya dalam perspektif Hukum Islam.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengelolaan ladang pesanggem adalah penanaman tumbuhan sekunder (porang, kunyit, jagung dll) diantara pohon tegakan utama (jati, sengon, mindi dll) dengan prosentase bagi hasil 80% untuk petani dan 20% untuk Perhutani untuk setiap kali panen.
Dan pengelolaan ladang pesanggem boleh menurut Islam, akad yang dilakukan di Desa Sugihwaras boleh dilihat dari analisis akad, syarat dan rukun yang ada, akan tetapi di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong ada sebuah syarat yang tidak dipenuhi, yaitu tentang tanah yang subur dan menghasilkan, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw tentang tidak diperbolehkan memberikan tanah yang tidak subur sebagai objek akad, dikarenakan menjadikan akad ini merugikan, sehingga akad yang terjadi di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong menjadi tidak boleh.
Sejalan dengan kesimpulan diatas maka kepada pihak yang berakad dengan petani yaitu perhutani disarankan : pertama, hendaknya memberikan bentuk kerjasama yang lain yang sesuai dengan kondisi masyarakat desa Ngepung kecamatan lengkong, sehingga tercipta hubungan saling menguntungkan antara petani dengan Perhutani. Kedua, pemerintah kabupaten juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat untuk bisa mengangkat kondisi ekonomi dan social masyarakat
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Sahid | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Ekonomi Islam Hukum Islam |
||||||
Keywords: | Muzaroah; Ladang; Pemberdayaan Masyarakat | ||||||
Divisions: | Program Magister > Hukum Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Ummir Rodliyah------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 07 Jan 2016 04:02 | ||||||
Last Modified: | 07 Jan 2016 04:02 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3098 |
Actions (login required)
View Item |