This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Qoribah, Sofitul (2010) Tinjauan hukum islam terhadap pengingkaran anak yang dilakukan oleh TKI di desa Winong kecamatan Gemarang kabupaten Madiun. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Sofiatul Qoribah_C01206043.pdf Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini hasil penelitian lapangan dengan judul "Tinjauan hokum islam terhadap TKI yang mengingkari anaknya di desa Wining kecamatan Gemarang kabupaten Madiun".Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana deskripsi pengingkaran anak dalam masaperkawinan di desa Winong kecamatan Gemarang kabupaten Madiun?.Guna menjawab permasalahan diatas penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan (observasi) wawancara (interview) dan studi dokumen yang selanjutnya dianalisis menggunakan deskriptip analisi denagn pola piker deduktif – induktif. Hasil_ penelitian menyimpulkan bahwa pengingkaran anak di desa Winong, seseorang ayah yang dengan bebas melakukan mpengingkaran anak tanpa ada ketentuan dan rasa pemikiran untuk dampak yang akan terjadi terutama dampak terhadap anak yang telahdi ingkar, yang meruapakan kebiasaan yang telah lama dan menjadi tradisi masyarakat setempat.Menurut masyarakat pengingkaran tersebut merupakan hokum terhadap istri yang telah hamil ketika di tinggal oleh suaminya, dan si laki-laki akan memberikan syarat terhadap istrinya untuk menerima anaknya walaupun hanya secara akta. Adapun syarat – syarat tersebut yaitu: Pertama .Adanya kesepakatan dari kedua belah pihak . yang mana ketentuan tersebut hanya menguntungkan bagi salah satu pihak (kewajiban seorang suami digantikan oleh istrinya) Kedua, Adanya .kesepakatan dalam mengasuh anak tersebut. Ketiga, Adanya kerelaan kedua helah pihak. Dampak pengingkaran anak itu di antaranya adalah; pertama, memberi kesempatan bagi suami yang tidak mau bertanggung jawab terbadap anak yang telah dilahirkan oleh istrinya.. Kedua, memberi kebebasan terhadap suami yang berdampak pada .perkembangan serta pendidikan pada anak yang telah diingkari Pengingkaran anak ini bertentangan dengan hukum Islam karena tidak ada Lian di depan pengadilan maka dalam hal ini masih tetap di hukumkan bahwa anak yang telah dilahirkan oleh istrinya masih tetap berstatus anaknya dan bukan lian, kemudian tradisi pengingkaran tersebut merupakan perbuatan yang harus ditinggalkan. Hukum tertinggi dalam kehidupan manusia yang beragama Islam adalah syari'at Islam. Sehingga apabila terjadi pertentangan antara hukum adat dan hukum islam maka hukum Islam-lah yang dijadikan pegangan atau dasar hukum. Dengan demikian, tradisi pengingkaran anak tidak boleh dilakukan.Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka saran yang dipedukan adalah: pertama, kepada selwuh kawn muslim, penulis menyarankan, bila mana melakukan pengingkaran anak hendaknya memikirkan dampak serta mental terhadap perlrembangan serta terhadap pendidikan anak tersebut.kepada para tokoh masyarakat (Mudin) hendaknya meningkatkan penceramahan dan bekal ilmu terutama masalah pengingkaran anak kepada masyarakat khususnya di Desa Winong Kecamtan Gemaran Kabupaten Madiun yang rentan mengingatkan mereka tentang kewajiban berlaku dampak dan cara mengaplikasikannya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Anak Hukum Islam Hukum Islam > Perkawinan |
||||||
Keywords: | Pengingkaran anak; anak; TKI | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 30 Apr 2019 04:20 | ||||||
Last Modified: | 30 Apr 2019 04:20 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/31894 |
Actions (login required)
View Item |