Studi Analisis terhadap Penerapan Asas Ijbari dalam Penyelesaian Sengketa Waris di pengadilan Agama Kabupaten Nganjuk (perkara No. 375/Pdt.G/2005/PA.NGK)

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muzakki, Muhammad Ali (2011) Studi Analisis terhadap Penerapan Asas Ijbari dalam Penyelesaian Sengketa Waris di pengadilan Agama Kabupaten Nganjuk (perkara No. 375/Pdt.G/2005/PA.NGK). Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhamamd Ali Muzakki_C01304035.pdf
Download (6MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/32325

Abstract

Skripsi ini berjudul "Studi Analisis Terhadap Penerapan Asas Ijbari dalam Penyelesaian Sengketa Waris di Pengadilan Agama Kabupaten Nganjuk (Perkara No: 375/PdLG/2005/PA.Ngj) sekaligus unruk menjawab pertanyaan Apa dasar hukum Hakim dalam menerapkan asas ljbari dalam penyelesaian sengketa harta warisan? dan Bagaimana analisis hukum Islam terhadap putusan Hakim Pengadilan Agama Nganjuk tersebut? Pengumpulan data pada skripsi selain melalui dokumen-dokumen juga melalui wawancara (interview). Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif-verifikatif.sedangkan pisau analisisnya menggunakan hukum Islam dan Kompilasi hukum islam. Hasil penelitian menyimpulakan Majelis Hakim Pengadilan Agama Nganjuk -dalam penggunaan asas ijbari-berdasar pada asas-asas yang terdapat dalam sistem kewarisan Islam, hal ini juga -secara implisit-telah dijelaskan dalam al-Qur'an Surat an-Nisa' (4): 7, 11, 12 dan 176. juga KHI pasal 175, meskipun secara eksplisit kata ijbirl tidak diterangkan dalam ayat-ayat dan pasal tersebut, tetapi secara implisit bisa dilihat dari bagian yang harus dibagikan dan siapa saja yang berhak menerima harta warisan. Hakim juga seharusnya memakai asas individual agar bagian masing masing jelas dan nantinya tidak ada yang merasa dirugikan lagi. Bagi para hakim Pengadilan Agama, dalam memutuskan perkara disamping berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, juga harus memperhatikan hukum syari'at Islam, sehingga produk dari putusan Pengadilan Agama dapat diterima dengan legowo oleh para pihak yang berperkara yang mana nantinya agar tidak timbul permasalahan baru dari kedua belah pihak. Bagi para akadeisi sebaiknya lebih aktif serta agar selalu mengkomparasikan antara dunia praktis dengan dunia akademis, supaya dapat membentuk singkronisasi antara teori dan paraktek dalam dunia nyata.