Pengaruh teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN II Juruan Loak Batuputih Sumenep

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Shanhaji, Ach. (2010) Pengaruh teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN II Juruan Loak Batuputih Sumenep. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ach. Shanhaji_D01303010.pdf
Download (4MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/32604

Abstract

Teori kecerdasan majemuk adalah legalitas tertinggai dari sebuah gagasan bahwa perbedaan indvidu adalah penting. Teori kecerdasan majemuk ini diperkenalkan oleh guru besar bidang psikologi dari Harvard University pada 1983 bernama Howard Gardner. Pada awalnya teori ini diperuntukkan pada bidang psikologi, tetapi pada perkembangannya teori ini berkembang pada ranah pendidikan. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang berkembang setelah mengembangkan teori ini, seperti yang dilakukan oleh Munif Chatib terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan teori kecerdasan majemuk dalam penelitiannya. Tidak semua sekolah berhasil dalam menggunakan teori kecerdasan majemuk mt. Diantara sekolah yang berhasil dalam mengembangkan teori kecerdasan majemuk ini adalah; SMP YIMI Full Day School Gresik, SMAN Bondowoso, dan SON II Juruan Laok Batuputih Sumenep. Dari sekian sekolah yang berhasil mengembangkan teori ini, dan tidak sedikit pula yang mengalami kegagalan. Yang menyebabkan ketidakberhasilan atau kegagalan sekolah dalam mengembangkan kecerdasan majemuk yaitu kesalahpahaman pendidik memahami kecerdasan majemuk itu sendiri, antara lain; pendidik beranggapan bahwa kecerdasan majemuk adalah Bidang Studi, kecerdasan majemuk adalah sebuah kurikulum dan penyakit Disteachia (kesalahan mengajar). Dalam mengembangkan kecerdasan majemuk dilingkungan sekolah, pendidik dituntut untuk teliti dan memahami teori, Sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan bisa menarik siswa. Apabila proses belajar mengajar sesuai dengan yang diterangakan dalam kecerdasan majemuk, maka proses belajar mengajar akan mengalami keberhasilan.