This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Arifka, Angga (2019) Ekosofi dalam Konsep Anima Mundi Llewellyn Vaughan-Lee. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Angga Arifka_E97215023.pdf Download (3MB) |
Abstract
Skripsi ini mengkaji konsep anima mundi Llewellyn Vaughan-Lee. Tolak telaah kajian ini adalah problem krisis ekologis yang terjadi di era kontemporer. Meski telah banyak respons yang dilakukan untuk mengatasi krisis ekologis, tetapi respons tersebut tersendat hanya pada wilayah superfisial semata. Lain halnya dengan respons Vaughan-Lee yang mendedahkan bahwa Bumi seisinya bukan hanya seonggok planet fisis, melainkan juga memiliki jiwa—yang secara terminologis disebut anima mundi (jiwa dunia). Pendasaran terhadap pemahaman tersebut bukan sekadar sebagai konsepsi kering semata, melainkan menjangkar pula pada tindakan praktis yang basah. Dalam hal ini, penulis memandang bahwa gagasan Vaughan-Lee adekuat dan kongruen untuk disebut sebagai ekosofi (ecosophy) sebagaimana yang diterminologisasikan oleh Arne Næss. Riset ini menggunakan pendekatan hermeneutika dengan teori Gadamerian. Dalam membaca konsep anima mundi secara Gadamerian, riset ini berupaya melakukan interpretasi produktif. Pengoperasian hermeneutika Gadamerian dapat menghasilkan penafsiran konsep anima mundi yang divalidasi sebagai sebuah ekosofi. Sebagaimana yang diformulasikan oleh Næss, secara skematis, ekosofi mengharuskan pemancangan empat level, yaitu premis ultim (level I), asas platform (level II), kebijakan (level III), dan tindakan praktis (level IV). Dengan demikian, secara hermeneutis, penulis berupaya mengonstruksikan gagasan anima mundi Vaughan-Lee berdasarkan kriteria ekosofi tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah konsep anima mundi Vaughan-Lee dikonstruksikan penulis menjadi sebuah ekosofi yang menyingkapkan weltanschauung baru, di antaranya: (1). Krisis spiritual ialah kausa dari krisis ekologis, (2). Interdependensi ekologis merupakan interdependensi spiritual, (3). Krisis ekologis mengekspresikan penderitaan anima mundi, (4). Peran feminin dan perempuan menempati posisi signifikan dalam menyembuhkan krisis ekologis, (5). Tindakan spiritual umat manusia dibutuhkan untuk menyembuhkan krisis ekologis. Temuan baru dari penulis, implikasi teoretis dan praktis dari konsep anima mundi Vaughan-Lee ini adalah sebuah upaya untuk mengonfrontasi weltanschauung modernisme yang menganggap alam/oikos sebagai benda mati menjadi alam/oikos sebagai subjek hidup yang berjiwa dan memiliki status moral, sehingga tidak lagi didominasi dan dieksploitasi secara destruktif oleh umat manusia.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Metafisika Pemikiran Tasawuf |
||||||||||||
Keywords: | Anima mundi; ekosofi; krisis ekologis;Llewellyn Vaughan-Lee; weltanschauung | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Akhlak dan Tasawuf | ||||||||||||
Depositing User: | Arifka Angga | ||||||||||||
Date Deposited: | 06 Aug 2019 02:45 | ||||||||||||
Last Modified: | 06 Aug 2019 02:45 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/33590 |
Actions (login required)
View Item |