Sejarah Perkembangan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Bahrul Ulum Tambakheras, Jombang, Jawa Timur Tahun 1956-1980

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Azizah, Atik Nur (2010) Sejarah Perkembangan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Bahrul Ulum Tambakheras, Jombang, Jawa Timur Tahun 1956-1980. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Atik Nur Azizah_A03206016.pdf
Download (4MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/36268

Abstract

Skripsi yang berjudul Sejarah Perkembangan Madrasah Mu’allimin Mu'allimat Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur Tahun 1956-1980 ini mempunyai tiga fokus penelitian, yaitu bagaimana sejarah berdirinya madrasah, bagai manakah perkembangannya dan faktor pcncrapan kurikulum 80% agama dan 20% umum di madrasah. Madrasah Mu'allimin Mu'allimat yang bertempat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur ini berdiri pada tahun 1956 sebagai jenjang lanjutan bagi tamatan MI. Dalam perkembangannya madrasah ini mengalami banyak perkembangan bai k fisik maupun non fisik, salah satunya adanya perubahan status Swasta menjadi Negeri. Kemudian madrasah ini mempunyai ciri khas penerapan kurikulum 80% agama dan 20% umum, kurikulum 80% agama tersebut adalah memuat mata pelajaran agama yang menggu nakan kitab-kitab salaf, di antaranya Alfiyah Ibnu Malik dan Fath al-Wahab, sedang kurikulum 20% umum adalah memuat mata pelajaran yang diujikan oleh Negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan cabang ilmu-ilmu sosial, di antaranya Sosiologi, Antropologi dan Kearsipan. Untuk itu kerangka teori yang digunakan adalah teori continuity and change, yang berarti meneliti adanya kesinambungan dan perubahan dalam asal usul serta perkembangan Madrasah Mu'allimin Mu'allimat. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode penelitian sejarah sebagaimana dalam buku Metodologi Sejarah karya Helius Sjamsudin, yakni: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik (Ekstern dan Intern), Interpretasi dan Historiografi/Eksplanasi. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwasanya terdapat kesinambungan dalam madrasah, salah satunya menyangkut penerapan kitab-kitab salaf, sedang perubahannya lebih kepada mata pelajaran umum dari pemerintah. Sedang di antara faktor penerapan kurikulum 80% agama dan 20% umum adalah tidak lepas dari sosok pendiri madrasah, yakni KH. Abdul Fattah Hasyim.