This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sholihah, Marisa Putri (2019) Tinjauan Fiqh Siyasah terhadap pendidikan calon Advokat di Indonesia: Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019 tentang program Profesi Advokat. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Marisa Putri Sholihah_C05215021.pdf Download (1MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan hasil penelitian normatif yang berjudul “Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Pendidikan Calon Advokat di Indonesia (Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019 tentang Program Profesi Advokat)”. Yang bertujuan menjawab pernyataan yang dituangkan dalam rumusan masalah yaitu tentang bagaimana pengaturan legalasi pendidikan profesi advokat dalam Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019 dan bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap dualisme pengaturan pendidikan profesi calon advokat di Indonesia. Data Penelitian dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi yang berasal dari Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan deskriptif analisis, dengan pola pikir deduktif yaitu dengan terlebih dahulu menggambarkan pendidikan calon advokat di Indonesia dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019, Kemudian dianalisis menggunakan fiqh siyasah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, dualisme pengaturan pendidikan profesi Advokat dalam Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003 dan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019 tercemin pada adanya perbedaan tentang siapa penyelenggara pendidikan calon advokat dan syarat kelulusannya. Berdasarkan asas lex superior derogate legi inferior, pengaturan pendidikan calon advokat dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tersebut akan mengesamping pengaturan dalam Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019; kedua, dualisme pengaturan pendidikan profesi calon Advokat di Indonesia, masuk pada bidang siyasah tashri’iyah, yaitu dalam persoalan ahl al-h}alli wa al-aqdi (perwakilan persoalan rakyat). Merujuk pada kaidah fiqh “Hukum asal sesuatu adalah berlakunya kondisi sebelum perubahan”, ketika Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 bertentangan dengan Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019, maka dualisme permenristekdikti dapat dikesampingkan selama belum dirubah. Dengan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yaitu: pertama, untuk pemerintah sebaiknya mengkaji ulang Permenristekdikti No. 5 Tahun 2019 agar tidak lagi bertentangan dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003, kedua, untuk organisasi advokat dan advokat jika dirasa kedua pengaturan tersebut bertentangan dan merugikan maka seharusnya melakukan judicial review ke Mahkamah Agung.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum > Hukum Tata Negara | ||||||||
Keywords: | Fiqh Siyasah; pendidikan calon Advokat | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Tata Negara Islam | ||||||||
Depositing User: | Marisa Marisa | ||||||||
Date Deposited: | 16 Jan 2020 06:52 | ||||||||
Last Modified: | 16 Jan 2020 06:52 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/39037 |
Actions (login required)
View Item |