Perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nadhifah, Nurul Asiya (2020) Perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Surabaya. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nurul Asiya Nadhifah_F23416188.pdf

Download (4MB)

Abstract

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) memandang perkawinan dan perjodohan merupakan fondasi yang tidak dapat dikesampingkan. Perkawinan merupakan sarana yang krusial dalam mempertahankan keberadaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan eksistensinya sebagai organisasi. Perkawinan dalam Jemaat Ahmadiyah terpusat dalam suatu lembaga yang khusus menangani perjodohan dan perkawinan sesama Jemaat Ahmadiyah, mereka menyebutnya dengan biro Ristha Nata. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1. Bagaimana konsep perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia?, 2. Bagaimana Praktik Perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Surabaya?, 3. Apa faktor yang melatarbelakangi konsep perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Surabaya?.Penelitian ini merupakan penelitian field research yang juga termasuk dalam penelitian kualitatif berupaya menggali makna, konsep, definisi, dan karakteristik dari konsep perkawinan JAI dengan pendekatan fenomenologis-sosiologis menggunakan teori Maqasjid al-Shari’ah Jamal al-Din ‘Atiyyah, struktural fungsional dan interdependensi. Penelitian ini menyimpukan; 1. Konsep perkawinan dalam JAI berbeda dengan perkawinan pada umumnya, mereka mempunyai aturan sendiri, diantaranya adalah larangan melakukan perkawinan dengan selain kelompok Jemaat Ahmadiyah. 2. Praktik perkawinan JAI telah terkoordinir ke dalam sebuah organisasi Ahmadiyah, sebagai bukti strukturisasi sistem sosial khususnya dalam hal perkawinan yang diakomodir melalui biro Ristha Natanya. Dalam praktiknya, pertama JAI dituntut bisa beradaptasi dengan tata aturan perkawinan yang ada, kedua, dibalik adaptasi tersebut tidak lain untuk mewujudkan tujuan yang dikonsep secara sistematis oleh khalifat Ahmadiyah sebagai kepentingan utama organisasi. Ketiga, JAI harus solid, yakni para anggota Ahmadiyah seluruhnya diakomodir dengan sistem yang terpola, masif dan sistematis. Keempat, JAI juga dituntut agar melebur dengan budaya, norma dan aturan yang ada di sekelilingnya. Sehingga ketahanan rumah tangga dapat mewujudkan kepentingan organisasi yang berupa eksistensi organisasi tetap terjaga. 3. Faktor yang melatarbelakangi konsep perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Surabaya adalah adanya Interdependensi doktrin teologi dan konsep perkawinan Ahmadiyah Indonesia di Surabaya. Interdependensi teologi dan konsep perkawinan Jemaat Ahmadiyah Indonesia merupakan yang substansial dalam pelaksanaan perkawinan mereka, karena terletak pada kesucian Mirza Ghulam Ahmad sebagai pendiri Ahmadiyah yang dianggap sebagai Nabi nonsyariat oleh pengikutnya, sehingga segala sesuatu yang disampaikan oleh Mirza Ghulam Ahmad merupakan teks suci yang wajib diikuti. Agar tidak keluar dari nilai-nilai visi dan misi organisasi, Biro Ristha Natha menjadikan implementasi praktik fikih perkawinan di lingkungan JAI sebagai komitmen terhadap pelaksanaan doktrin teologinya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Nadhifah, Nurul Asiyanurulasiya@uinsby.ac.idF23416188
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHaq, Ahmad Faishalafhaq@yahoo.co.id dan faishalhaq50@gmail.com2020055001
Thesis advisorAl Hadi, Abu Azamabuazam_al@yahoo.com2012085801
Subjects: Perkawinan
Keywords: Perkawinan; Jemaat Ahmadiyah Indonesia; Maqasid al-Shari’ah; Fungsionalisme Struktural; Interdependensi.
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Dr. Nurul Asiya Nadhifah
Date Deposited: 27 Jan 2021 02:02
Last Modified: 27 Jan 2021 02:02
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/45843

Actions (login required)

View Item View Item