Terapi dzikir tahlil untuk mengendalikan amarah seorang remaja di Sidoarjo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fajrin, Zakia (2020) Terapi dzikir tahlil untuk mengendalikan amarah seorang remaja di Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
ZAKIA FAJRIN_B03216045.rar
Download (2MB)

Abstract

Terapi Dzikir Tahlil Untuk Mengendalikan Amarah Seorang Remaja Di Sidoarjo. Dalam penelitian ini berfokuskan kepada 1) Bagaimana Proses Terapi Dzikir Tahlil Untuk Mengendaikan Amarah Seorang Remaja Di Sidoarjo? 2) Bagaimana Hasil Akhir Pelaksanaan Terapi Dzikir Tahlil Untuk Mengendaikan Amarah Seorang Remaja Di Sidoarjo?Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus mengenai terapi dzikir tahlil untuk mengendalikan amarah seorang remaja di sidoarjo. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang berfokus pada saat proses pelaksanaan. Dalam penelitian ini dapat dismipulkan bahwa : Dari hasil analisa klien tidak bisa mengendalikan amarahnya dan amarahnya sangat berlebihan. Klien yang mudah tersingggung, berkata kasar, menggebrak meja bahkan membanting barang. Untuk mengatasi itu konselor menggunakan terapi dzikir tahlil dengan proses melakukan wudhu terlebih dahulu sebelum melakukan Dzikir Tahlil dengan menggunakan suara yang tidak keras. dari kata Laa, kemudian dilanjutkan dengan ilaaha melindungi diri dari hati yang kotor, illallaah menciptakan ruh dan kalbu yang hidup dengan asma Allah dan karunia ilahi. Memejamkan mata, merasakan dzikir itu masuk kedalam tubuh dan jiwa, dzikir dari perut bawah naik ke atas lalu ke kanan lalu ke kiri (jantung kiri).Setelah melakukan tahapan terapi dzikir tahlil diatas, klien memiliki perubahan yang lumayan signifikan. Klien sudah tidak menggebrak, membanting barang, berkata kasar, namun saat ini amarah klien lebih terkendali dan terarah. Proses terapi ini dikatakan cukup berhasil karena masih ada beberapa perilaku yang dulu sebelum terapi dilakukan oleh klien saat ini masih dilakukan. Namun hanya beberapa saja, masih lebih bnyak yang sudah sama sekali tidak dilakukan oleh klien ketika sesudah terapi.