This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Annuar, Amirah Binti (2021) Analisis Hukum Islam dan Seksyen 3 Akta 28 (Larangan) tahun 1971 terhadap Praktik Wang Kutu dalam Masyarakat Melayu Di Daerah Saratok, Sarawak, Malaysia. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Amirah Binti Annuar_C42217058.pdf Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) dengan judul “Analisis Hukum Islam dan Seksyen 3 Akta 28 (Larangan) Tahun 1971 Terhadap Praktik Wang Kutu Dalam Masyarakat Melayu Di Daerah Saratok, Sarawak, Malaysia”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, 1) Bagaimana praktik wang kutu di Daerah Saratok, Sarawak, Malaysia. 2) Bagaimana analisis Hukum Islam dan Seksyen 3 Akta 28 (Larangan) Tahun 1971 terhadap praktik wang kutu dalam kalangan Masyarakat Melayu di Daerah Saratok, Sarawak, Malaysia.Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) di daerah Saratok, Sarawak, Malaysia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik pengolahan data dan teknik analisis data dengan pihak yang terlibat. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa Praktik Wang Kutu masih dilaksanakan oleh masyarakat Melayu di daerah Saratok, Sarawak Malaysia walaupun telah dilarang dalam seksyen 3 Akta 28 (Larangan) Tahun 1971 karena menurut Hukum Islam, dalam praktik wang kutu terdapat unsur tolong menolong (al-Qard) dan memenuhi prinsip muamalah salah satunya adalah keadilan. Salain itu, praktik wang kutu merupakan (maslahah mursalah) budaya atau amalan kebiasaan masyarakat Melayu di Daerah Saratok, Sarawak, Malaysia yang telah dilaksanakan sejak nenek moyang.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktik wang kutu merupakan suatu hal yang sering dijumpai dalam masyarakat di Malaysia. Wang kutu adalah berkumpulnya sekelompok orang yang berinisiatif untuk mengumpulkan uang kemudian dilakukan pengocokan secara berkala sehingga semua anggota mendapatkan nilai yang sama. Begitu juga arisan yang dipraktikkan oleh masyarakat Melayu di Daerah Saratok, Sarawak. Dalam praktik wang kutu ini setiap anggota wajib menyetorkan uang kepada “ibu kutu”. Kemudian “ibu kutu” akan membagikan uang kepada anggota kelompok pada setiap bulan mengikut udian. Berdasarkan kesimpulan di atas, ada saran yang ingin disampaikan kepada “ibu kutu” agar menanyakan kepada anggota kepolompok tentang siapa yang palinb membutuhkan uang padaa saat itu lalu orang yang paling membutuhkan tersebut harus didahulukan selain praktik wang kutu harus dikawal dengan baik sehingga tidak seharusnya langsung tidak diperholehkan oleh Seksyen 3 Akta 28 (Larangan) Tahun 1971.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Ekonomi Islam | ||||||||
Keywords: | Praktik Wang Kutu; Akta larangan; Al Qard; Maslahah mursalah. | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Ekonomi Syariah | ||||||||
Depositing User: | Amirah Binti Annuar | ||||||||
Date Deposited: | 09 Nov 2021 02:27 | ||||||||
Last Modified: | 09 Nov 2021 02:27 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/50953 |
Actions (login required)
View Item |