Praktik transaksi Ta‘āwun pada tradisi Atatolong masyarakat Sumenep Madura

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wahyudi, Ilham (2020) Praktik transaksi Ta‘āwun pada tradisi Atatolong masyarakat Sumenep Madura. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Ilham Wahyudi_F53416013.pdf

Download (2MB)

Abstract

Judul penelitian ini adalah Praktik Transaksi Ta‘āwun pada Tradisi Atatolong yakni sumbangan dan tolong menolong untuk pendanaan pernikahan pada Masyarakat Sumenep Madura melalui pendekatan fenomenologi. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengetahui dan mempelajari fenomena proses pelaksanaan Tradisi Atatolong tanpa mempertanyakan penyebabnya, realitas yang sebenarnya, dan penampilannya. Menggali perspektif insider dan outsider serta perspektif hukum Islam. Atas dasar itulah, penelitian ini hendak menjawab tiga pertanyaan, yaitu: (1) Bagaimana konstruksi tradisi Atatolong Masyarakat Sumenep Madura? (2) Bagaimana makna tradisi Atatolong perspektif insider dan outsider? (3) Bagaimana implikasi tradisi Atatolong perspektif hukum Islam?.Oleh karenanya, kerangka teori yang digunakan adalah fenomenologi Edmund Husserl sebagai alat analisis untuk mengurai bagaimana tradisi Atatolong terbentuk. Maka, jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Sebab objek kajian ini adalah masyarakat yang kental religius serta berbagai latar belakang keadaan ekonomi masyarakat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tradisi Atatolong adalah sebagian tradisi masyarakat Sumenep Madura. Tradisi sumbangan dan tolong menolong untuk pendanaan pernikahan. Pelaksanaannya mirip seperti arisan. Akan tetapi sumbangan itu dianggap sebagai hutang yang pada saatnya nanti harus dikembalikan. Tradisi ini merupakan peninggalan dari nenek moyang atau para leluhur merupakan aktualisasi dari ajaran Agama Islam yang menganjurkan untuk saling tolong menolong atau saling membantu antara yang satu dengan lainnya. Tradisi tersebut adalah hasil perpaduan antara nilai-nilai keislaman dengan nilai-nilai tradisi lokal. Kedua, Atatolong sangat membantu dalam pendanaan dan pengadaan barang dalam acara pernikahan. Tradisi ini juga menjadi tabungan bagi orang yang membantu yang suatu saat bisa diminta kembali. Disisi lain menjadi beban psikologis bagi masyarakat karena beberapa hal: Pertama, ada perasaan malu ketika tidak mampu untuk mengembalikan. Kedua, ada sangsi sosial ketika yang diberikan tidak sesuai dengan yang diterima. Ketiga, ada beban ekonomi, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Ketiga, Hukum Islam mengakui adat dan berlaku seterusnya. Menghapus atau menyatakan tidak berlaku adat, apabila bertentangan dengan ajaran Islam. Secara keseluruhan hukum Islam berlaku untuk mengganti adat dengan pendekatan yang adaptif dan harmonis. Tradisi atatolong termasuk adat atau tradisi yang mengandung al-‘urf. Dari segi obyek, atatolong tergolong Al-‘Urf al-Lafzhi atau Qauli. Dari segi cakupan, atatolong tergolong Al-‘Urf al-Khaṣ. Dari segi keabsahan, atatolong tergolong Al-‘Urf al-Ṣahih.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Wahyudi, Ilhamilhamjember@gmail.comF53416013
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorNasir, Ridlwan--9990417233
Thesis advisorMawardi, Imam--2020087004
Subjects: Sosiologi Islam
Keywords: Transaksi; Ta‘āwun; Atatolong; Sumenep.
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Ilham Ilham
Date Deposited: 30 Nov 2021 22:56
Last Modified: 30 Nov 2021 22:56
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/51211

Actions (login required)

View Item View Item